1
Bagian Petama
SKRIPSI SEBAGAI KARYA ILMIAH
A. Jenis dan Kegunaan Karya Ilmiah
Karya ilmiah (scientific paper) adalah salah satu jenis karangan
yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan
sifat keilmuan tertentu. Karya ilmiah dapat berupa laporan tertulis
yang dipublikasikan berisi hasil penelitian atau pengkajian mendalam
yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat keilmuan.
1
Karya ilmiah dapat digolongkan dalam beberapa jenis, antara
lain: Pertama, kertas kerja, yang disampaikan kepada kelompok
tertentu dalam suatu pertemuan ilmiah, misalnya dalam seminar,
simposium, lokakarya, konferensi atau kongres. Kertas kerja dapat
juga ditulis untuk melengkapi tugas-tugas pada mata kuliah tertentu
bagi mahasiswa.
Kedua, artikel, yang ditulis untuk pembaca tertentu, umpamanya
untuk dimuat dalam majalah ilmiah ataupun surat kabar. Penyajian
bahasa artikel dapat disesuaikan dengan segmen pembacanya.
Misalnya, jika artikel ditujukan untuk orang awam, biasanya disajikan
dalam bahasa yang lugas, popular, dan mudah dipahami, seperti
artikel-artikel yang dimuat pada surat kabar atau dalam majalah
umum. Hal ini berbeda dengan artikel yang dimuat dalam majalah
ilmiah, yang menuntut penyajian yang lebih akademis dan lebih kental
dengan unsur penelitian ilmiah.
Ketiga, skripsi, tesis, dan desertasi. Ketiga jenis karya ilmiah
ini ditulis untuk memperoleh pengakuan tingkat kesarjanaan dalam
suatu perguruan tinggi. Skripsi ditulis untuk memperoleh gelar
Sarjana, tesis untuk memperoleh gelar Master (S2), dan disertasi
untuk memperoleh gelar Doktor.
Keempat, laporan. Dalam dunia perusahaan dan instansi
pemerintah, kegiatan menulis laporan memegang peranan penting
karena tindakan selanjutnya diambil berdasarkan laporan yang
diterima. Laporan itu ada yang ditulis dalam jangka waktu tertentu
1
Harry Firman, Menulis Karya Ilmiah, Hf/bhs.Ind/kim/2004 2
yang disebut laporan periodik, dan ada juga yang ditulis berdasarkan
kebutuhan dan permintaan. Laporan ilmiah ini biasanya ditulis oleh
staf ahli.
2
Kelima, book report atau terkadang untuk buku yang berukuran
terlalu tebal juga dikenal dengan istilah chapter report, yaitu sebuah
tulisan laporan faktual yang menunjukkan sejauhmana seseorang
mengetahui sebuah buku dan menyatakan sejauh mana pendapat
seseorang tentang suatu buku. Banyak dosen atau instruktur
mempuntai cara tersendiri untuk menentukan apa yang harus tercakup
dalam sebuah book report, tetapi ada beberapa bagian selalu ada
dalam sebuah book report yaitu pendahuluan, bagian utama
(pembahasan konten), analisa, dan evaluasi.
Jenis-jenis karya ilmiah di atas, pada dasarnya merupakan
produk kegiatan ilmiah dalam kalangan akademisi ataupun ilmuan.
Sehingga data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain
dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun
peninjauan dapat diikatakan ilmiah jika memenuhi syarat:
penulisannya berdasarkan hasil penelitian; pembahasan masalah
objektif sesuai dengan fakta; karangan itu mengandung masalah yang
sedang dicarikan pemecahannya; baik dalam penyajian maupun dalam
pemecahan masalah digunakan metode tertentu; bahasanya harus
lengkap, terperinci, teratur, dan cermat; bahasa yang digunakan
hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak terbuka
kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.
3
Melihat persyaratan di atas, maka penulis karya ilmiah harusnya
memiliki ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang masalah yang
diteliti, metode penelitian, teknik penulisan kaya ilmiah, serta
memiliki penguasaan bahasa yang baik.
Pada perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih
untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum,
dan skrispsi (tugas akhir). Makalah adalah karya ilmiah yang
ditugaskan kepada mahasiswa berupa simpulan pemikiran ilmiah
mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang
ditulis pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Adapun
laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana
untuk mengembangkan kemampuan ilmiah mahasiswa dalam
2
Pedoman penulisan Skripsi, http://www.geocities.com
3
Pedoman penulisan Skripsi, http://www.geocities.com 3
menyusun laporan penelitian. Dalam beberapa hal ketika mahasiswa
melakukan praktikum, ia sebetulnya sedang melakukan ―verifikasi‖
terhadap proses penelitian yang telah dikerjakan ilmuwan sebelumnya.
Kegiatan praktikum didesain pula untuk melatih keterampilan dasar
untuk melakukan penelitian. Sedangkan skripsi merupakan laporan
penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam.
Secara akademik, skripsi adalah karya tulis yang dibuat untuk
menyelesaikan studi tingkat Sarjana (S.1) pada Perguruan Tinggi.
Umumnya tebal skripsi berada dalam interval 50 hingga 100 halaman,
dengan ketentuan teknis yang telah disepakati bersama secara
akademis sebagai tatacara penulisan karya tulis ilmiah.
Sedangkan secara ilmiah skripsi adalah karya tulis ilmiah
sebagai tugas akhir perkuliahan, bertujuan melatih mahasiswa
merumuskan hasil telaah secara sistematik dan logis, serta menjadi
wahana bagi mahasiswa untuk memperaktikkan metodologi
penelitian yang dipelajari secara nyata. Karena itu dalam penulisan
skripsi tidak dituntut adanya temuan baru yang belum pernah dikenal
sebelumnya. Namun tidak berarti diperkenankan kegiatan penjplakan.
Sebagai catatan penting bahwa skripsi adalah pemahaman penulis
secara komprehensif atas topik yang dibahas. Skripsi dalam hal ini
menjadi indikator untuk menilai kompetensi mahasiswa dalam
menguasai dasar-dasar pengetahuan dan praktik penelitian ilmiah.
4
B. Jenis dan Tingkatan Gelar Akademik
1. Prodi Aqidah Filsafat (AF) dengan gelar alumni:S.Fil.I;
2. Prodi Tafsir Hadist (TH), dengan gelar alumni: S.Pd.I
3. Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), dengan gelar
alumni: S.Sos.I
a. Kosentrasi Jurnalistik (IJ), dengan gelar alumni: S.Sos.I
b. Konsentrasi Public Ralation (PR) dengan gelar alumni: S.Sos.I
4. Bimbingan dan Penyuluhan Masyarakat Islam (BPMI), dengan
gelar alumni: S.Sos.I
C. Plagiat dan Etika Penulisan Karya Ilmiah
1. Dasar Pertimbangan
Penekanan tentang plagiat menjadi penting dilakukan dalam
buku panduan ini dengan mengacu pada Peraturan Menteri
4
Lihat Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi), (Jakarta: CeQDA, 2007), 2. 4
Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010, yang
menimbang bahwa:
a. Setiap perguruan tinggi mengemban misi untuk mencari,
menemukan, mempertahankan, dan menjunjung tinggi
kebenaran;
b. Untuk memenuhi misi tersebut, mahasiswa/ Dosen/ peneliti/
tenaga kependidikan yang berkarya di bidang akademik di
perguruan tinggi memiliki otonomi keilmuan dan kebebasan
akademik;
c. Dalam melaksanakan otonomi keilmuan dan kebebasan
akademik, mahasiswa/ dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan
wajib menjunjung tinggi kejujuran dan etika akademik, terutama
larangan untuk melakukan plagiat dalam menghasilkan karya
ilmiah, sehingga kreativitas dalam bidang akademik dapat
tumbuh dan berkembang;
d. Berdasarkan pertimbangan dalam huruf a, b, dan c, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang
Pencegahan dan Penaggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
5
2. PengertianPlagiat
Salah satu ukuran keterampilan seorang akademisi adalah
kemampuan untuk menghadirkan temuan-temuan yang telah
diketahui dalam berbagai sumber ditambah dengan analisis
individu ke dalam karya tulis ilmiah yang sistematis dan logis.
Namun, sering kali peneliti/ penulis tidak berhati-hati dalam
melakukan pencatatan atau pendokumentasian terhadap sumber-
sumber yang dikutipnya. Dalam dunia akademik, kesalahan
seorang penulis dalam pengutipan sumber rujukan dapat dianggap
melakukan tindakan penjiplakan atau plagiarisme.
Kejujuran merupakan bagian integritas dari seorang akademis
atau peneliti. Seseorang yang melakukan penjiplakan pada
dasarnya melakukan perbuatan yang tidak jujur. Mayoritas
perguruan tinggi, dan khususnya sebagai salah satu institusi
akademik, perlu memberlakukan aturan-aturan tegas berkaitan
dengan penjiplakan karya ilmiah. Penjiplakan karya ilmiah
merupakan perbuatan tercela secara akademis, karena penjiplak
mendapatkan keuntungan dari sesuatu yang bukan hasil kerja
5
UIN Jakarta, Pencegahan Plagiarisme (Salinan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Indonesia No. 17 tahun 2010), (Jakarta: SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011), 1. 5
kerasnya. Hal itu merupakan suatu kejahatan akademik.
Dalam beberapa kasus, ada kalanya seseorang tidak secara
sengaja melakukan penjiplakan karena ketidaktahuan atau
ketidaktelitian dalam mengambil atau mengutip data yang
dibutuhkan. Ada beberapa daerah abu-abu (grey area) dalam dunia
penulisan karya ilmiah yang harus diakui kadang kala
membingungkan tentang hal yang mana yang dianggap sebagai
penjiplakan dan hal mana yang bukan penjiplakan.
6
Menurut ―Webster's World University Dictionary”,
penjiplakan (plagiarism) adalah mengambil ide-ide atau kata-kata
orang lain dan menjadi miliki sendiri; menggunakan sesuatu yang
sudah jadi tanpa menyebutkan sumbernya; melakukan pencurian
literal; menghadirkan ide atau produk baru yang diambil dari
sumber sebelumnya yang telah ada.
7
Sementara itu, dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, istilah plagiat diartikan sebagai
pengambilan sebagian atau seluruh hasil karya orang lain
(mengutip atau menulis kembali) dan mengakuinya sebagai hasil
pekerjaan sendiri.
8
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia istilah plagiat diartikan sebagai mengambil karangan
atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan
atau pendapat sendiri misalnya menerbitkan karya tulis orang lain
atas namanya sendiri.
9
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010, ditetapkan ketentuan
umum tentang plagiat sebagai berikut:
Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk
suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh
karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai
karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan
6
Lihat Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, 5.
7
Webster’s New Collegiate Dictionary (springfield, Manhattan: Merriam, 1981),
870.
8
J.S. Badudu & Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), 1072.
9
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
balai Pustaka, 1990), 690. 6
memadai.
10
Sederhananya plagiat adalah kegiatan penjiplakan dengan
mengambil bahan atau data orang lain dalam berbagai bentuk yang
disandarkan pada diri sendiri tanpa mencantumkan sumber aslinya
secara sengaja. Secara detail, dalam dunia penulisan karya ilmiah,
penjiplakan ini, paling tidak, bisa berbetuk pengambilan atau
penjiplakan secara langsung tulisan, gambar, table, dan pendapat
orang lain tanpa menyebut-kan sumber aslinya.
11
Adapun orang yang melakukan plagiat disebut plagiator,
yaitu pelaku tindakan pencurian ide atau gagasan orang lain dan
mengakuinya sebagai gagasan atau idenya sendiri. Adapun menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17
Tahun 2010, Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok
orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri,
untuk kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan.
12
Biasanya plagiat tidak selalu mudah untuk dibedakan dengan
mencontoh atau mengadopsi, tetapi ia dapat dibedakan dengan cara
melihat kesenjangan untuk tidak jujur. Karena itulah dalam sebuah
karya ilmiah dituntut adanya kejujuran ilmiah dalam bentuk catatan
perut, endnote, ataupun footnote.
3. Bentuk-bentuk Plagiat
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010, diketahui bahwa bentuk
plagiat meliputi (namun tidak terbatas pada):
a. Mengacu dan/atau mengutif istilah, kata-kata dan/atau kalimat,
data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebut
sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan
sumber secara memadai;
b. Mengacu dan/atau mengutif secara acak istilah, kata-kata
dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber
tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau
tanpa menyatakan sumber secara memadai;
c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori
tanpa menyatakan sumber secara memadai;
10
UIN Jakarta, Pencegahan Plagiarisme (Salinan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Indonesia No. 17 tahun 2010), 2.
11
Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, 5.
12
UIN Jakarta, Pencegahan Plagiarisme (Salinan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Indonesia No. 17 tahun 2010), 2. 7
d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari
sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat,
pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara
memadai.
13
Berikut dapat pula dicatat beberapa contoh tindakan yang
dapat dikategorikan sebagai bentuk-bentuk plagiat, yaitu:
a. Mengkopi secara langsung (atau membiarkan karyanya di kopi
orang lain) dalam bentuk paragraf, sejumlah kalimat atau
sebagian besar dari sebuah kalimat.
b. Mengkopi ide, konsep, hasil penelitian, tabel statistik, program
komputer, desain gambar, suara, atau kombinasi keduanya.
c. Menguraikan dengan kata-kata sendiri dari karya seseorang
dengan sejumlah perubahan, tetapi makna esensinya masih tetap
sama.
d. Dibuatkan sebuah atau sebagian karya skripsi oleh orang lain.
e. Menggunakan gagasan atau interpretasi tertentu dari karya orang
lain tanpa menyebutkan sumber asli dari gagasan atau
interpretasi tersebut.
f. Memotong atau menyambung sejumlah pernyataan dari
berbagai sumber dan kemudian menghadirkannya sebagai karya
sendiri.
g. Menghadirkan karya kelompok sebagai karya individual.
h. Mencontoh jawaban teman dalam ujian.
i. Mengakui sebuah kalimat, paragraf, atau karya ilmiah yang
diterjemahkan orang lain sebagai terjemahan/ karya sendiri.
Penyebutan plagiat berintikan pada pengakuan karya orang
lain sebagai karya sendiri, dalam berbagai bentuk karya ilmiah,
baik makalah, skripsi, tesis, disertasi, ataupun karya ilmiah berupa
publikasi buku.
4. Sanksi Akademis
Dalam dunia akademis yang berperadaban tinggi, perilaku
plagiat diberi sanksi yang sama atau bahkan lebih keras
dibandingkan dengan tindakan pencurian. Karena tindakan plagiat
dianggap sebagai hal yang sangat memalukan dalam dunia
akademis.
Untuk menghindari kejadian seperti ini, dan sebagai bentuk
13
UIN Jakarta, Pencegahan Plagiarisme, 3. 8
kejujuran moral yang akan dipertanggungjawabkan (minimal
secara pribadi), Fakultas Ushuluddin telah menyediakan lembar
pernyataan orisinalitas bahwa skripsi seorang mahasiswa benar-
benar merupakan karya orisinil, di atas kertas bermaterai Rp. 6000.
Adapun cara menghindari plagiat dapat dilakukan dengan
memberikan catatan lengkap sumber-sumber yang digunakan
sebagai rujukan/ referensi, tanpa ada upaya untuk menutupi sumber
asli. Sebagai catatan bahwa fakta yang dapat ditemukan dari
berbagai sumber dan telah diketahui secara umum, tidak perlu lagi
diberikan rujukan, seperti: B.J. Habibie, dan KH. Abdurrahman
Wahid adalah dua orang mantan Presiden Republik Indonesia.
Pada Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi untuk kategori
plagiat sanksi yang diberlakukan merujuk pada ketentuan Bab VI
Pasal 12 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No. 17 Tahun 2010, yang menyatakan:
Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4), secara
berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling
berat, terdiri atas: (1) teguran; (2) peringatan tertulis; (3)
penundaan pemberian sebagaian hak mahasiswa; (4) pembatalan
nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa;
(5) pemberhentikan dengan hormat dari status sebagai
mahasiswa; (6) pemberhentian tidak hormat dari status sebagai
mahasiswa; atau (7) pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah
lulus dari suatu program.
14
D. Istilah Penting dalam Karya Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, tepatnya skripsi pada Fakultas
Ushuluddin, terdapat beberapa istilah yang kiranya membantu
pencapaian penulisan karya ilmiah dengan baik, apabila dipahami
dengan benar, karena secara langsung berkaitan dengan terma-terma
penulisan karya ilmiah.
1. Peneliti
Peneliti secara umum adalah orang yang melakukan
penelitian, mencari pengetahuan, atau melakukan penyelidikan
secara sistematis untuk memperoleh pengetahuan/ fakta melalui
prosedur tertentu. Secara profesional yang dikatakan sebagai
peneliti adalah orang yang bekerja di bidang akademik, industri,
14
UIN Jakarta, Pencegahan Plagiarisme, 7-8. 9
pemerintah, atau lembaga-lembaga swasta dengan kualifikasi
tertentu.
15
Kualifikasi yang dimaksud antara lain memiliki:
a. Pengetahuan dan/atau keahlian khusus, konseptual dan kapasitas
intelektual untuk mengidentifikasi masalah di balik realitas,
mampu berpikir kritis dalam menghasilkan dan
mengkomunikasikan hasil penelitian kepada orang lain.
b. Keterampilan akademik dalam memproduksi karya ilmiah yang
berkualitas, dan menyusun argumentasi serta pembiktian yang
logis dan dapat dipahami.
c. Pengakuan secara akademis oleh khalayak akademik dalam
bidang keahliannya.
d. Keterampilan meneliti dalam menggunakan sumber-sumber
secara efektif, mengumpulkan dan menyusun informasi,
mengalisis teks, data, dan teori.
e. Kemauan, motivasi, inisiatif, kreativitas, dan tanggung jawab
untuk melaksanakan pekerjaan dalam standar yang berkualitas.
f. Kemampuan bekerjasama dengan berbagai pihak lain
(mahasiswa, kolega, dan akademisi dari berbagai lembaga)
secara efektif, serta terbuka terhadap berbagai kritik
konstruktif.
16
Peneliti umumnya terdiri dari dua klasifikasi, yaitu peneliti
utama dan asisten peneliti. Peneliti utama adalah peneliti senior
dalam sebuah penelitian, ia merupakan tenaga peneliti yang telah
memiliki kualifikasi sebagai peneliti utama, biasanya bergelar guru
besar. Sedangkan asistem peneliti adalah mahasiswa S2 atau S3
yang menjadi pembantu peneliti utama dalam mengumpulkan,
menganalisis, atau mengolah data penelitian.
17
Penelitian pada proses penulisan karya ilmiah dalam bentuk
skripisi di lingkungan Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi adalah
mahasiswa yang telah memenuhi syarat untuk menulis skripsi.
peneliti diharapkan memiliki sportivitas dengan mengindahkan
berbagai ketentuan, seperti menjauhi tindakan plagiat, dan
mengikuti berbagai prosedur, metode, dan proses bimbingan
dengan baik.
15
Tim Penulis, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, (Jambi: Program Pascasarjana
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2011), 20.
16
Dirujuk dari Tim Penulis, Panduan Penulisan Karya Ilmiah (Jambi: Program
Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2011), 20-21.
17
Lihat Tim Penulis, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, 21-22. 10
2. Pembimbing
Dalam proses penulisan skripsi pada Fakultas Ushuluddin
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, para mahasiswa diarahkan,
dimotivasi, dan dimbimbing oleh dua orang dosen pembimbing,
yaitu pembimbing I dan pembimbing II. Walaupun dalam
praktiknya beban tanggung-jawab dan tugas kedua pembimbing
dapat overlapping, namun keduanya telah memiliki tanggung-
jawab dan tugas masing-masing.
Tugas pembimbing I adalah memberikan arahan yang jelas
tentang pembahasan konten dari penelitian, sedangkan pembimbing
II lebih memfokuskan perhatian pada pengarahan di bidang
metodologi penelitian dan juga teknik penulisan penelitian. Artinya
kedua pembimbing memiliki wilayah tanggung-jawab yang
berbeda, namun pada akhir proses bimbingan keduanya memiliki
tanggungjawab yang sama terhadap mahasiswa yang dibimbing.
Oleh karena itu kuantitas tatap muka antara mahasiswa dengan
pembimbing I dan pembimbing II tetap harus sama.
3. Editor
Seorang editor dalam konteks penulisan skripsi di lingkungan
Fakultas Ushuluddin adalah tenaga ahli yang diberi tugas dengan
satu cara tertentu untuk mengecek dan memperbaiki kesalahan
tulisan sebuah teks. Hal ini berlaku apabila mahasiswa penulis
skripsi bukan penutur asli Bahasa Indonesia. Namun tidak
termasuk tugas editor untuk menambah atau mengurangi isi dari
sebuah skripsi, editor hanya berfungsi untuk meluruskan teks
sesuai dengan ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Tutor dan Mentor
Tutor atau mentor adalah seorang dosen (biasanya dosen
muda) yang diberi tugas untuk mengajarkan, memberi arahan atau
nasihat kepada seorang atau sekelompok mahasiswa yang
menghadapi persoalan tertentu selama perkuliahan di Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi, baik persoalan akademis dan
khususnya hal-hal yang berkaitan dengan penulisan karya ilmiah
termasuk skripsi. Baik mentor maupun tutor dibentuk dengan
keputusan dari Dekan Fakultas Ushuluddin dalam batas periodik
tertentu.
11
5. Penerjemah
Penerjemah merupakan tenaga yang ditunjuk oleh Fak.
Ushuluddin IAIN STS Jambi untuk membantu mahasiswa dalam
menerjemah karya-karya berbahasa Asing. Tenaga penerjemah ini
dibutuhkan oleh mahasiswa yang meneliti menggunakan berbagai
literatur Asing terutama literatur berbahasa Arab dan Inggris.
Penterjemah juga kemungkinan dibutuhkan oleh mahasiswa luar
negeri yang mengalami kesulitan dalam mentrasliterasi karyanya
dalam bahasa Induk ke bahasa Indonesia yang benar dan baik.
Penterjemah ditunjuk melalui sebuah Surat Keputusan (SK),
yang pembiayaannya diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa
yang bersangkutan, terkecuali salah satu atau kedua belah pihak
meminta Fakultas sebagai mediator.
18
18
Diinspirasi dari Tim Penulis, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, 23. 12
Bagian Kedua
JENIS PENELITIAN
(KEPUSTAKAAN DAN LAPANGAN)
Penelitian pada dasarnya adalah upaya untuk mendapatkan
kebenaran secara ilmiah, berdasarkan suatu nilai kebenaran tersendiri.
Jenis penelitian ini dapat dibedakan berdasarkan tempat, sifat, jenis dan
kegunaaannya.
A. Penelitian Berdasarkan Tempat
Berdasarkan tempatnya penelitian dapat dikategorikan dalam:
1. Penelitian pustaka, merupakan penelitian yang dilakukan untuk
menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari
perpustakaan, berupa buku, majalah-majalah ilmiah, koran, dan
berbagai sumber pustaka lainnya yang menjadi rujukan penelitian.
2. Penelitian laboratorium, merupakan penelitian yang dilakukan pada
suatu labor yang dilengkapi dengan berbagai perangkat khusus
sebagai sarana melakukan penelitian ilmiah melalui tes-tes atau
ujian-ujian yang dilakukan untuk menyusun laporan ilmiah.
3. Penelitian lapangan, yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada
suatu setting yang dipilih sebagai lapangan penelitian, disertai
dengan penentuan subjek penelitian yaitu orang-orang yang
dijadikan sebagai subjek penelitian. Penelitian lapangan sendiri
dapat dibagi dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif.
B. Penelitian Berdasarkan Sifat
Ditinjau dari segi sifatnya, penelitian dibedakan ke dalam tiga
macam, yaitu:
1. Penelitian dasar yaitu penelitian yang bermula dari kenyataan
objektif yang diamati secara empirik, kemudian ditelaah melalui
analisis untuk disusun sebagai laporan ilmiah. Penelitian biasa
bertujuan untuk menemukan suatu teori melalui pengujian
hipotesis, yang dirumuskan berdasarkan kenyataan yang dihadapi,
bukan berdasarkan teori tertentu karena belum ada toeri yang
berkaitan dengan kenyataan objektif yang sedang diamati.
2. Penelitian vertikal adalah penelitian yang bermula dari teori yang
ada, kemudian dihubungkan dengan kenyataan objektif secara
empirik yang selanjutnya ditelaah melalui analisis ilmiah sebagai 13
koreksi atas kebenaran teori tersebut. Hasil penelaahan bisa
mengukuhkan teori yang diperiksa ataupun menolaknya.
3. Penelitian survei yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan pemeriksaan terhadap gejala yang berlangsung di
lokasi penelitian. Lazimnya dilakukan terhadap suatu unit sampel
bukan terhadap seluruh populasi sasaran. Penelitian ini umumnya
bersifat kasuistik.
C. Penelitian Berdasarkan Jenis
Ditinjau dari jenisnya, penelitian dibedakan dalam:
1. Peneltian eksploratif yaitu penelitian yang bertujuan menjajaki
atau mendalami gejala tertentu. Dalam penelitian ini belum
diperlukan rujukan teori dan belum digunakan hipotesis.
2. Penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang bermaksud
mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap
gejala tertentu. Dalam penelitian ini landasan teori mulai
diperlukan tetapi tidak digunakan sebagai landasan untuk
menentukan kriteria pengukuran terhadap gejala yang diamati dan
akan diukur.
3. Penelitian konformatif yaitu penelitian yang bertujuan menelaah
dan menjelaskan pola hubungan antara dua variabel atau lebih,
didukungan oleh teori telah dibangun sebelaumnya, baik sebagai
landasan hipotesis maupun untuk sebagai kriteria pengukuran
terhadap adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, di
antaranya melalui pengujian hipotesis.
4. Penelitian evaluatif yaitu suatu penelitian yang bermaksud
mengevaluasi pelaksanaan dan pencapaian tujuan suatu program.
Penelitian jenis ini dilakukan dengan evaluasi sumatif dan
formatif. Evaluasi sumatif dilakukan untuk meneliti pencapai
tujuan suatu program dan lazimnya dilakukan pada akhir kegiatan
dari pelaksanaan suatu program. Evaluasi formatif dilakukan
untuk meneliti pelaksaan program yang sedang berjalan, guna
mencari umpan balik bagi memperbaiki program itu sendiri jika
ternyata ada unsur-unsur program yang secara teknis tidak
mungkin dapat dilaksanakan.
5. Penelitian prediktif yaitu suatu penelitian yang berujuan
meramalkan gejala yang mungkin terjadi pada masa yang akan
datang, berdasarkan prediksi dari hasil penelaahan terhadap gejala
yang diamati melalui evaluasi atau penyelidikan saat ini.
14
D. Penelitian Berdasarkan Fungsi
Ditinjau dari fungsinya, penelitian dibedakan dalam:
1. Penelitian murni yaitu suatu penelitian yang semata-mata
digunakan untuk memelihara kesinambungan dan integritas
pemikiran ilmiah, guna menunjang perkembangan ilmu di bidang
tertentu. Dalam pelaksanaannya pemilihan macam ini tidak dapat
dipengaruhi oleh kepentingan tertentu baik ditinjau dari tata nilai
sosial, maupun tata dan nilai ekonomi.
2. Penelitian terapan yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk
kepentingan praktis, baik untuk pengembangan atau perbaikan tata
dan nilai sosial maupun tata nilai ekonomi. Dengan demikian
penelitian macam ini biasanya dipenga-ruhi oleh kepentingan
tertentu baik ditinjau dari tata dan nilai sosial maupun tata dan nilai
ekonomi.
19
19
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan teknik Penyusunan Skripsi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 95-98 15
Bagian Ketiga
SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL
SKRIPSI
Penyusunan prosposal harus disesuaikan dengan jenis penelitian
yang dilakukan. Seperti telah dijelaskan terdahulu terdapat dua jenis
penelitian, yaitu penelitian pustaka, penelitian lapangan. Walaupun
demikian dalam ranah ilmu-ilmu ushuluddin dua jenis penelitian yang
umum digunakan yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan dalam
paradigma kualitatif. Karena itu ke depan bahasan ini akan memfokuskan
diri pada penelitian pustaka dan lapangan kualitatif. Sementara lapangan
kuantitatif tidak difokuskan dengan pertimbangan fungsional dan bukan
keilmuan.
A. Standar Alur Logika Proposal dan Laporan
Masing-masing perguruan tinggi memiliki bentuk proposal dan
laporan penelitian yang beragama, namun secara umum terdapat
beberapa komponen yang harus ada dalam sebuah proposal penelitian,
apapun paradigma penelitian yang digunakan, yaitu:
Keenam komponan merupakan unsur yang mesti terkandung
dalam sebuah sistem proposal penelitian, tanp[a melihat paradigma
yang digunakan. Karena itu dapat dikatakan bahwa keenamnya
merupakan komponen inti sebuah proposal.
B. Penyusunan Proposal Penelitian Pustaka
Penyusunan proposal penelitian pustaka memiliki sistematika
tersendiri yang berbeda dengan jenis penelitian lainnya. Proposal
penelitian pustaka biasa terdiri dari: judul penelitian, latar belakang
Latar Belakang
Masalah
Permasalahan
Tinjauan
Pustaka dan/atau
Ketangka Teori
Tujuan dan
Kegunaan
Penelitian
Judul
Metode
Penelitian 16
masalah, masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
1. Judul
Judul penelitian hendaknya singkat, spesifik, dan
menggambarkan secara tersurat pada objek yang akan diusulkan.
Selain itu harus dipertimbangkan bahwa objek penelitian dapat
dijangkau atau dilakukan dengan mempertimbangkan kelengkapan
literatur yang mendukung objek kajian penelitian.
Karena sifatnya yang harus menggambarkan secara singkat
inti dari penelitian, maka ―redaksi‖ judul dapat saja ditetapkan/
disempurnakan setelah penelitian selesai, namun tema penelitian
harus ditetapkan terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar judul
penelitian benar-benar menggambarkan dan serasi dengan isi dari
penelitian yang dilakukan. Tegasnya, judul harus cukup deskriptif
sifatnya, diuraikan dalam kata-kata yang sederhana, tidak
bombastis, puitis, ataupun provokatif.
20
Misalnya penelitian berjudul: Filsafat Sejarah dalam
Pemikiran Ibnu Khaldun. Judul ini jelas menunjukkan bahwa
penelitian diarahkan pada penelusuran terhadap filsafat sejarah
dalam pemikiran Ibnu Khaldun.
2. Latar belakang Masalah
Latar belakang masalah mengemukakan alasan-alasan yang
menjadikan objek penelitian layak untuk diangkat dalam bentuk
penelitian ilmiah. Alasan-alasan ini bisa bersumber dari kenyataan
faktual yang nyata dalam realitas kehidupan manusia ataupun
wacana pemikiran yang telah atau sedang berkembang. Intinya
alasan-alasan harus mengandung unsur yang dapat menjelaskan
tentang urgensi penelitian dilakukan.
20
Winarno Surakhmad, Paper, Skripsi, Thesis, Disertasi: Cara Merencanakan
Cara Menulis Cara Menilai, (Bandung: Tarsito, 1974), 29.
Contoh:
Judul
-Pluralisme Agama dalam Pemikiran Nurcholish Madjid
-Peran Jurnalisme dalam Pembentukan Etika Bangsa
-Pengembangan Strategi Dakwah berwawasan Multimedia
-Konsep Taqwa: Kajian Tafsir Tematik 17
Dengan demikian penulisan latar belakang masalah, idealnya
dapat mengantar pembaca pada jawaban mengapa penelitian
dilakukan dan dianggap penting untuk ditindak-lanjuti. Sehingga
uraian dalam latar belakang masalah pada akhirnya memunculkan
identifikasi masalah yang akan diteliti dengan pendekatan keilmuan
yang akan digunakan dalam meneliti suatu masalah/ objek
penelitian.
Misalnya, ketika meneliti tentang Filsafat Sejarah dalam
Pemikiran Ibnu Khaldun, dapat dimunculkan alasan tentang masih
kurangnya kesadaran dan upaya pemahaman terhadap sejarah
dalam perspektif filsafat sejarah yang mengakibatkan sejarah
menjadi kaku dan tidak dapat membuka peluang bagi kemungkinan
berbagai bentuk pengembangan pemikiran dalam bidang sejarah.
Alasan inilah yang kemudian membawa pembaca pada urgensi
penelitian yang akhirnya dapat mengemukakan berbagai
kemungkinan masalah yang dapat muncul tentang filsafat sejarah
dalam pemikiran Ibnu Khaldun.
18
3. Permasalahan
Masalah pada penelitian pustaka lebih bersifat ekplorasi-
deskriptif sebagai upaya untuk mengetahui suatu objek.
Permasalahan dalam penelitian pustaka terdiri dari: Pertama,
sebuah pokok masalah, yang menjadi persoalan mendasar dalam
penelitian. Kedua, rumusan masalah, yang merupakan jabaran dari
Contoh:
Pluralisme Agama dalam Pemikiran Nurcholish Madjid
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa dekade terakhir banyak konflik dan kerusuhan yang
terjadi di Indonesia maupun di dunia Internasional, dengan
mengatasnamakan agama. Tragedi 11 September 2001 yang berujung
pada penghancuran rezim Taliban di Afganistan, dan juga
penghancuran rezim Saddam Husein di Irak, hingga berakhir nestapa
pada hukum gantung bagi Saddam Husein dan kroninya, oleh “polisi
internasonal” Amerika Serikat, ditengarai juga sebagai perpanjangan
perang suci antara Kristen dan Islam. Begitu juga peledakan bom Bali
dan hotel JW. Marriot Jakarta tidak sepi dari isu-isu konflik agama yang
berujung pada penangkapan tokoh-tokoh Islam garis keras di
Indonesia.
Konflik-konflik tersebut pada dasarnya merepresentasi-kan
konflik-konflik lain yang terjadi di sepanjang sejarah kemanusiaan. Atas
kenyataan itulah banyak pakar mulai memikir cara-cara terbaik untuk
mengatasai konflik tersebut. Salah satu jalan alternatif yang
ditawarkan antara lain melalui dialog antar agama, yang salah satunya
dengan menekankan pluralisme agama dengan komitmen kuat pada
perdamaian.
1
Pluralisme agama di Indonesia telah menjadi isu hangat dalam
realsi antaragama. Banyak tokoh yang mengangkat isu tersebut ke
dalam wacana pemikiran atau bahkan tindakan nyata, di antaranya M.
Natsir, HA. Mukti Ali, Sutan Takdir Alisjahbana, Abdurrahman Wahid,
Nurcholish Madjid, M. Amin Abdullah, dan beberapa tokoh JIL.
Penulis dalam hal ini mengangkat pemikiran Nurcholish Madjid
dengan mempertimbangkan bahwa pemikirannya dapat diterima oleh
masyarakat Islam di Indonesia, karena bervisi Islam keIndonesiaan.
Keunikan pemikiran ini tidak dimiliki oleh tokoh-tokoh lain. Karena itu
penulis mengangkat penelitian tentang pluralisme agama dalam
pemikiran Nurcholish Madjid.
____________________
1
Lihat Tarmizi Taher, Agama Kemanusiaan Agama Masa Depan:
Kontekstualisasi Kritik Doktrin Agama dalam pembangunan dan
Percaturan Global (Jakarta: Rajagrafindo Persadar, 2004), 75.
19
pokok masalah yang dirumuskan dalam penjabaran detil untuk
menjawab pokok masalah.
4. Batasan Masalah
Batasan masalah pada dasarnya berfungsi untuk memberikan
batasan-batasan yang tegas terhadap permasalahan penelitian
sehingga penelitian menjadi terfokus pada suatu masalah dan tidak
melebar pada masalah lainnya. Sebagai contoh, masalah filsafat
sejarah dalam pemikiran Ibnu Khaldun bisa dibatasi pada lingkup
kajian filsafat Islam yang hanya menyoroti pemikiran Ibnu
Khaldun.
Tujuan utama dari batasan masalah adalah untuk menghindari
dugaan lain dari pembaca melebihi dari apa yang menjadi fokus
penelitian. Oleh karena itu batasan masalah bisa disampaikan
dengan salah satu dari dua cara berikut:
Pertama, peneliti menyampaikan secara implisit (tersirat)
dengan menyebutkan apa saja yang menjadi fokus dari penelitian
yang sedang dilakukan. Ini berarti bahwa pembaca tidak bisa/ boleh
berharap adanya pembahasan di luar fokus bahasan. Cara kedua,
peneliti menyampaikannya secara eksplisit (tersurat) bahwa
penelitian terkait tidak akan membahas isu-isu atau aspek tertentu
yang mungkin diharapkan pembaca tercakup dari tema, judul atau
pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian.
Contoh:
B. Permasalahan:
Pokok Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana bentuk pluralisme agama dalam pemikiran Nurcholish
Madjid?. Pokok masalah ini lebih jauh dapat dirumuskan dalam
beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Apa yang menjadi latar belakang pemikiran Nurcholish Madjid
tentang Pluralisme Agama? (Bahasan Biografis)
2. Bagaimana pengertian, sejarah, dan bentuk pemikiran pluralisme
agama? (Bahasan tentang pluralisme Agama secara umum/
konseptual)
3. Bagaimana konsep dan aplikasi pluralisme agama dalam pemikiran
dan prilaku Nurcholish Madjid? (Bahasan inti)
20
5. Tujuan dan Kegunaan penelitian
Tujuan penelitian merupakan catatan tentang hasil yang ingin
diperoleh dari kegiatan penelitian. Tujuan ini harus disesuaikan
dengan butir-butir masalah dan rumusan masalah. Sehingga tujuan
penelitian harus paralel dengan masalah dan rumusan masalah.
Dalam penulisannya tujuan penelitian sebaiknya menggunakan kata
kerja sehingga hasilnya dapat diukur dan dilihat, seperti menjajaki,
menguraikan, menjelaskan, membuktikan, menelisik dan
sebagainya.
Sedangkan kegunaan penelitian menguraikan tentang manfaat
dari penelitian yang dilakukan, bahwa penelitian ang baik sudah
seharusnya memiliki nilai guna secara teoritik dan juga praktik.
Kegunaan penelitian ini dapat diterangkan mulai dari kegunaan
penelitian secara umum bagi khazanah intelektual, kemudian
mengarah pada kegunaan untuk suatu lembaga atau institut, dan
akhirnya kegunaan personal penelitian bagi penulis.
Contoh:
C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya berbicara tentang pluralisme agama dalam
konteks Islam Indonesia dan juga dalam pemaknaan sosial-keagamaan,
bukan dalam arti pluralisme agama dalam konteks kekristenan ataupun
filosofis murni yang mencita-citakan penyamaan agama. Selain itu
penelitian ini juga dibatasi dalam konteks keunikan pemikiran
Nurcholish Madjid. 21
6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini hanya ada dalam penelitian pustaka,
memuat bahasan tentang penelusuran penulis terhadap berbagai
bahan literatur yang berkaitan dengan topik pembahasan atau juga
bahan-bahan literatur yang telah memberikan inspirasi dalam
pendalaman materi penelitian.
Dalam penulisannya tinjauan pustaka diawali dengan upaya
mengungkap keunikan penelitian yang sedang dilakukan dengan
penelitian yang telah ada, dalam berbagai bentuk karya ilmiah.
Untuk seterusnya dilanjutkan dengan penelusuran terhadap bebagai
bahan litertur yang memiliki keterkaitan dan dapat menjadi acuan
referensi penelitian dengan menguraikan letak persamaan dan juga
perbedaan (keunikan)-nya dengan penelitian yang sedang
dilakukan.
Contoh
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini, secara umum diupayakan untuk mengetahui
persoalan tentang bentuk pluralisme agama dalam pemikiran
Nurcholish Madjid?. Sedangkan secara khusus, penelitian ini ditujukan
untuk:
1. Mengetahui latar belakang biografis dan pemikiran Nurcholish
Madjid tentang Pluralisme Agama.
2. Mencermati pengertian, sejarah, dan bentuk pemikiran pluralisme
agama yang berkembang di sepanjang pemikiran manusia.
3. Mencermati dan menganalisis konsep serta bentuk aplikasi
pluralisme agama dalam pemikiran dan prilaku Nurcholish Madjid.
Lebih jauh, penelitian ini juga diharapkan dapat mencapai
kegunaan yang bersifat teoritis dan juga praktis, yaitu:
1. Memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkaya
khazanah keilmuan Islam tentang plurralisme agama secara umum
bagi dunia akademik.
2. Memberikan acuan pemikiran yang bijak bagi masayarakat
beragama dalam menyikapi perbedaan antar umat beragama.
3. Menjadi kontribusi keilmuan penulis terhadap IAIN STS Jambi yang
tengah mengembangkan paradigma keilmuan yang berwawasan
global alam bnetuk Universitas Islam.
22
7. Metode Penelitian
Metode penelitian menguraikan secara terperinci bagaimana
penelitian akan didekati, apa jenis dan sumber data yang
digunakan, bagaimana tehnik pengumpulan data penelitian, serta
bagaimana data akan dianalisis. Sehingga hasil penelitian akhirnya
dapat dipertanggungjawabkan dalam sebuah metode yang ilmiah.
Karena itu dalam penelusannya metode penelitian memiliki
empat unsur sub bab,yaitu:
Pertama, pendekatan penelitian, menguraikan pendekatan
yang digunakan dalam penelitian, dalam hal ini tentu saja
pendekatan kepustakaan.
Contoh
E. Tinjauan Pustaka
Pluralisme agama merupakan kajian yang banyak diteliti di
antara karya tulis populer (Buku ilmiah) Victor Tanja dalam Pluralisme
Agama dan Problema Sosial, menguraikan refleksi teologis Kristiani
dalam menjawab problema sosial di Indonesia yang dikaitkan
dengan masalah pluralisme beragama.
1
Sementara Anis Malik Thoha
dalam Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis, menyoroti tren
pluralisme agama dalam pandangan global yang meruntuhkan
anggapan-anggapan pluralisme agama dalam tren humanisme sekular,
teologi global, sinkretisme, dan juga perenialisme, dalam hubungannya
dengan ajaran Islam.
2
Sementara karya akademik yang membahas tentang pluralisme
agama antara lain, Muhsin Ham dengan judul Pluralisme Agama (Studi
Kritis atas pemikiran HA. Mukti Ali),. Karya tersebut merupakan buah
pikiran yang membicarakan pluralisme dalam berbagai perspektif
tokoh.
3
Karya penulis tidaklah sama dengan karya di atas, penulis
menyoroti pluralisme agama dalam perspektif Islam di Indonesia,
penulis juga menggunakan pemikiran Nurcholish Madjid sebagai pintu
masuk. Dengan demikian penelitian penulis adalah unik dan dapat
ditindaklanjuti lebih jauh.
______________________________
1
Victor I. Tanja, Pluralisme Agama dan Problem Sosial
(Jakarta:Pustaka Cidesindo, 1998), 4.
2
Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, Tinjauan Kritis, (Jakarta:
Perspektif, 2005), 264.
3
Muhsin Ham, Pluralisme Agama (Studi Kritis atas pemikiran HA.
Mukti Ali), Tesis (Jambi: PPS IAIN STS Jambi, 2005) 23
Kedua, sumber dan jenis data, sumber data menguraikan
suber data yang digunakan dalam penelitian, untuk penelitian
pustaka tentu sumber data yang digunakan adalah data literature,
dokumentasi ataupun berbagai data tertulis lainnya. Sedangkan
jenis data menerangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian
yang meliputi dua jeis data yaitu data primer, sebagai data utama
penelitian dan juga data skunder, sebagai data pendukung
penelitian.
Ketiga, tehnik pengumpulan data, menguraikan tentang
tehnik pengumpulan data yan digunakan dalam penelitian,
misalnya tehnik pengumpulan data dokumentasi yang lebih jauh
diuraikan berikut langkah-langkahnya.
Keempat, metode analisis data, menjelaskan tentang metode
analisis data yang diterapkan dalam penelitian, yang disesuaikan
dengan sifat data yang dikumpulkan. Metode analisis data ini dapat
sangat beragam dengan menggunakan berbagai metode keilmuan
yang dikenal dalam knazanah keilmuan ilmiah, seperti analisis
historis, analisis filosofis, analisis kritis, analisis antropologis,
analisis hermeneutika/ tafsir, dan sebagainya.
Contoh:
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kepusatakaan (library
research) dalam tehnis deskriptif kualitatif eksploratif. Tujuannya
adalah pencarian ide-ide baru dalam kerangka penemuan teori baru.
1
Sesuai dengan sifat datanya, maka pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan filosofis (philosophical approach), yang berupaya
menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang ada di
balik objek formalnya. Hal ini sesuai dengan sifat tradisi pemikiran
filsafat yang radikal, mendasar, dan berupaya memahami dibalik
yang tampak.
2
_________________________________
1
M. Deden Ridwan (ed)., Tradisi Baru Penelitian Agama Islam,
(Bandung: Nuansa, 2001), cet. ke-1, 75.
2
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet. ke-1, 45. 24
Adapun sumber skunder merupakan karya yang memiliki
keterkaitan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini, karya
tersebut umumnya merupakan karya-karya yang berbicara tentang
problematika agama, terutama persoalan universalisme Islam dan
relevansinya terhadap kosmopiolitanisme kebudayaan. Seperti
karya Komaruddin Hidayat dan Muhammad Wahyudi Nafis, “Agama
Masa Depan: Perspektif Filsafat Perennial”, atau karya Komaruddin
Hidayat dan Ahmad Gaus AF, “Passing Over: Melintasi Batas
Agama”.
Di atas kedua sumber data tersebut penulis juga
menyandarkan data Qur’ani dalam membangun penelitian ini,
sehingga hasilnya diharapkan relatif dapat diterima oleh kalangan
akademik dan kalangan umum pemerhati masalah keislaman dan
sejarah tokoh.
2. Sumber dan Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka, karena itu
sumber data dalam penelitian ini adalah data-data literatur,
dokumentasi, atau berbagai sumber tertulis lainnya seperti buku
ilmiah, majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi, ataupun
berbagai artikel.
1
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
penulis klasifikasi dalam dua jenis, yaitu data primer dan data
skunder. Data primer merupakan data literatur yang secara langsung
memiliki keterkaitan dan hubungan langsung dengan topik bahasan
penelitian, berupa sumber-sumber yang langsung ditulis oleh
Nurcholish Madjid, terutama dua karyanya yang banyak mengupas
tentang kemajemukan iman atau pluralisme agama, yaitu “Islam,
Doktrin, dan Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah
Keimanan, Kemanu-siaan, dan Kemodernan” serta “Pintu-pintu
Menuju Tuhan”.
_________________________________
1
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. ke-13), 113.
25
8. Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian, meliputi penjelasan tetang sistematika
penulisan yang akan diterapkan dalam penelitian. Penulisan
sistematika penulisan diawalai dari penjelasan tetang perujukan
sistematika penulisan, seperti merujuk pada pedoman penulisan
skripsi, yang diteruskan dengan uraian tentang uraian Bab-bab dan
kandungannya dalam penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
dokumentasi, yang dimaksud adalah berbagai karya literal
studi/filsafat agama, studi keislaman, dan juga studi tokoh yang
memiliki keterkaitan dengan bahasan penelitian.
Teknik pengumpulan data dokumentasi dipilih dalam
penelitian ini, karena data-data dokumenter dapat mengatasi ruang
dan waktu dan mampu menyediakan pengetahuan tentang gejala
sosial atau data-data suatu zaman yang telah musnah. Dalam
pengertian sempit dokumentasi ini berbentuk tulisan dan dalam arti
luas dapat berbentuk monumen, artifat, atau foto.
1
Pengumpulan data dokumenter dilakukan melalui
penghimpunan data tentang pokok persoalan yang akan diteliti.
Data yang terkumpul kemudian ditelaah secara literal, kemudian
dideskripsikan untuk seteruanya dinalisis yang tidak menutup
adanya kemungkinan proses kritik di dalamnya. Dalam proses
tersebut penulis akan mengakhiri penelitian dengan suatu proses
refleksi terhadap berbagai persoalan yang dibahas.
_______________
1
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta:
Gramedia, 1977), 63.
26
Contoh diambil dari berbagai sumber.
C. Penyusunan Proposal Penelitian Lapangan (Kualitatif)
Bebeda dengan penelitian pustaka, penelitian lapangan
kualitatif memiliki teknis proposal tersendiri, walaupun terdapat sub
yang tetap memiliki kesamaan dengan penelitian pustaka. Proposal
penelitian kualitatif terdiri dari: judul penelitian, latar belakang
masalah, masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori, metode penelitian, dan studi relevan.
1. Judul
Judul penelitian kualitatif seperti halnya penelitian pustaka
harus singkat spesifik, dan menggambarkan objek yang akan
diusulkan. Selain itu harus dipertimbangkan bahwa objek penelitian
dapat dijangkau atau dilakukan dengan mempertimbangkan
kelengkapan literatur yang mendukung objek kajian penelitian.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mensistematisasi penulisan, maka penelitian ini dibagi
dalam beberapa bab. Penelitian diawali dari bab I yang membahas
tentang latar belakang masalah, permasalahan, batasan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan kepustakaan, metode
penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II, membahas tentang latar belakang pemikiran pluralisme
agama Nurcholish Madjid yang tentu juga menyangkut bahasan tentang
riwayat hidup Nurcholish Madjid, karya-karyanya, serta pokok
pemikirannya.
Bab III diarahkan untuk menelusuri pengertian, sejarah, dan
bentuk pemikiran pluralisme agama yang berkembang di sepanjang
pemikiran manusia. Mulai dari perkembangan awalnya hingga kini.
Bab IV merupakan bahasan inti, tempat penulis menjawab
empat item yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini,
yang berisikan bahasan tentang konsep serta bentuk aplikasi pluralisme
agama dalam pemikiran dan prilaku Nurcholish Madjid.
Akhirnya Bab V, merupakan penutup penelitian, berisikan
bahasan tentang kesimpulan akhir penelitian, saran-saran penulis
berkaitan dengan gagasan pluralisme agama Nurcholish Madjid dan
relevansinya terhadap pembentukan toleransi antar umat beragama di
Indonesia, serta kata penutup yang akan mengakhiri penelitian.
27
2. Latar belakang Masalah
Seperti halnya penelitian pustaka, pada penelitian kualitatif
latar belakang masalah juga mengemukakan alasan-alasan yang
menjadikan objek penelitian layak untuk diangkat dalam bentuk
penelitian. Hanya saja alasan-alasan yang dikemukakan idealnya
beranjak dari kenyataan faktual yang terjadi dalam realitas
kehidupan manusia. Tepatnya mengangkat kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi antara keadaan yang seharusnya dengan
kenyataan yang ada. Intinya alasan-alasan harus mengandung unsur
yang dapat menjelaskan urgensi penelitian dilakukan. Dengan
demikian penulisan latar belakang masalah idealnya dapat
mengantar pembaca pada jawaban mengapa penelitian dilakukan
dan dianggap penting untuk ditindak-lanjuti. Sehingga uraian
dalam latar belakang masalah pada akhirnya memunculkan
identifikasi masalah yang akan diteliti serta pendekatan yang akan
digunakan dalam meneliti suatu masalah/ objek yang diteliti.
Contoh:
Judul
-Implementasi Tazkiyat al-Nafs pada Inabah Pondok Pesantren Suryalaya
Tasikmalaya Jawa Barat
-Peranan Da’i dalam Pembinaan Toleransi antar Umat Beragama pada
Kecamatan Telanapura Kota Jambi
-Penegakan Etika Jurnalisme di Kalangan Pers Kota Jambi (Studi Kasus
terhadap Jambi Ekspress dan Jambi TV) 28
Contoh:
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi tidak saja membawa dampak positif tapi juga
dampak negatif. Dampak positif globalisasi dapat dilihat dalam
kemudahan akses terhadap informasi dan kemajuan tekhnologi.
Sedangkan dampak negatifnya dapat terlihat jelas dalam perubahan
prilaku yang jika ditinjau dalam kacamata tasawuf telah mengotori jiwa
manusia, akibatnya berbagai penyakit jiwa dengan mudah
menghinggapi manusia modern mulai dari depresi, stress, dan berbagai
kenakalan remaja.
Menghadapi persoalan tersebut, Pondok Pesantren Suryalaya,
Tasikmalaya sebagai pusat TQN Tasikmalaya, berupaya melibatkan diri
dalam mengatasi problem sosial kemasyarakatan melalui pendirian
sebuah pondok pembinaan dikhususkan untuk proses pembersihan jiwa
(tazkiyat al-nafs) yang pada akhirnya menjadi terafi sufistik. Pondok
itulah yang dikenal dengan pondok Inabah.
Keberadaan pondok Inabah cukup unik, di tengah anggapan
tarekat sebagai gerakan keagamaan yang sepi dari aktivitas sosial.
Dalam ajaran tarikat misalnya dikenal konsep-konsep zuhd yang
menginginkan seseorang untuk menjauhkan diri dari dunia, termasuk di
dalamnya keterlibatan sosial. Selain itu pembinaan sufistik merupakan
sesuatu yang juga terbilang cukup unik, karena dalam kenyataannya
banyak diidentikkan sebagai tempat pembinaan berbagai penyakit jiwa.
Justeru keunikan inilah yang jkemudian menjadi maghnit yang mampu
menarik penulis untuk menelusuri lebih jauh tentang implementasi
tazkiyat al-nafs pada pondok Inabah dengan ciri-ciri yang modern (neo-
sufisme).
Berdasarkan pengamatan penulis para pengikut TQN diharuskan
melaksanakan shalat lima waktu dilanjutkan dengan dzikir selama 30
menit. Hal ini saja telah memperlihat sebuah keseriusan mereka dalam
mendekatkan diri kepada Allah.
1
Dalam latihan-latihan spiritual yang
berat itulah TQN mendapatkan perhatian kalangan tertentu. Latihan-
latihan spiritual dalam tasawuf, seperti halnya dalam TQN ini menurut
Mir Valiuddin memiliki tujuan untuk penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs)
melalui upaya menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji seperti halnya
sifat para malaikat.
2
29
3. Permasalahan
Berbeda dengan penelitian pustaka, masalah pada penelitian
kualitatif tidak sekedar pertanyaan, namun lebih sebagai suatu
keadaan yang bersumber dari hubungan antar dua faktor atau lebih
yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Faktor yang
dimaksud dapat berupa konsep, data empiris, pengalaman, ataupun
unsur lain. Masalah inilah yang kemudian menjadi fokus penelitian
yang akan dicari jawabannya melalui penelitian.
21
21
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2000), 62.
Melihat pembahasan di atas penulis tertarik untuk melanjutkan
penelitian ini sebagai upaya menghapus citra negatif tasawuf lewat citra
baru yang positif, yaitu dengan menampilkan tata cara pembinaan yang
terbilang unik dan tidak biasa dalam implementasi tazkiyah al-nafs pada
Inabah Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, yang memiliki nilai
ganda sebagai upaya taqarrub ila Allah dan juga sebagai terapi sufistik
yang sangat relavan dalam mengatasi krisis spiritual manusia modern
yang seakan kehilangan jati-diri Ilahiyah-nya. Karena itu lebih jauh dalam
penelitian ini penulis juga akan melihat bagaimana relevansi dan
implikasi ataupun dampak tazkiyah al-nafs pada Pondok Inabah
terhadap kehidupan pribadi pasien dan persoalan sosial-kemasyarakatan
di Indonesia.
_________________
1Hasil Observasi tanggal 2 Maret 2011.
2Mir Valiuddin, Contemplative Disciplines in Sufisme, (terj.) MS.
Nasrullah, Dzikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf (Bandung: Pustaka
Hidayah, 1996), 21. 30
4. Batasan Masalah
Seperti halnya penelitian pustaka, batasan masalah pada
penelitian kualitatif juga berfungsi untuk memberikan batasan-
batasan yang tegas terhadap permasalahan penelitian sehingga
penelitian menjadi terfokus pada suatu masalah dan tidak melebar
pada masalah lainnya. Lebih jauh juga dapat digunakan dalam
membatasi lingkup kajian yang akan dilakukan.
Demikian juga tujuan utama dari batasan masalah dalam
penelitian kualitatif adalah untuk menghindari dugaan lain dari
pembaca melebihi dari apa yang menjadi fokus penelitian. Oleh
karena itu batasan masalah bisa disampaikan dengan salah satu dari
dua cara berikut: Pertama, peneliti menyampaikan secara implisit
(tersirat) dengan menyebutkan apa saja yang menjadi fokus dari
penelitian yang sedang dilakukan. Ini berarti bahwa pembaca tidak
bisa/ boleh berharap adanya pembahasan di luar fokus bahasan.
cara kedua, peneliti menyampaikannya secara eksplisit (tersurat)
bahwa penelitian terkait tidak akan membahas isu-isu atau aspek
tertentu yang mungkin diharapkan pembaca tercakup dari tema,
judul atau pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian.
Contoh
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, masalah pokok
yang diangkat sebagai kajian utama penelitian ini adalah tentang
bagaimana implementasi tazkiyah al-nafs pada Inabah Pondok
Pesantren Suryalaya, Tasikmaklaya, Jawa Barat. Dalam upaya
mengkongkretkan pokok masalah tersebut, beberapa masalah krusial
yang akan diangkat dan dipecahkan melalui karya ini, adalah
permasalahan tentang:
1. Apa yang menjadi dasar konseptual implementasi tazkiyah al-nafs
pada Inabah XVII Putri Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmaklaya,
Jawa Barat?
2. Bagaimana praktik implementasi tazkiyah al-nafs pada Inabah XVII
Putri Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya Jawa Barat?
3. Bagaimana relevansi implementasi tazkiyat al-nafs Inabah XVII Putri
Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat dalam
konteks krisis spritualitas manusia modern? 31
5. Tujuan dan Kegunaan penelitian
Tujuan dan kegunaan pada penelitian kualitatif memiliki arti
yang sama dengan penelitian pustaka. Tujuan penelitia diarahkan
sebagai catatan tentang hasil penelitian yang ingin diperoleh yang
disesuaikan dengan butir-butir masalah dan rumusan masalah.
Sedangkan kegunaan penelitian menguraikan tetang manfaat
dari penelitian yang dilakukan, yang dapat diterang-kan mulai dari
kegunaan penelitian secara umum bagi khazanah intelektual,
kemudian mengarah pada kegunaan untuk suatu lembaga atau
institut, dan akhirnya kegunaan personal penelitian bagi penulis.
Contoh
C. Batasan Masalah
Sebagai upaya memfokuskan bahasan, penelitian ini dibatasi
pada lingkup bahasan yang terkait dengan implementasi tazkiyah al-
nafs dalam upaya pembinaan penyakit jiwa pada Inabah XVII Putri
Yayasan Serba Bakti Bukit Pondok Pesantren Suryalaya, Desa
Sukamulya, Kec. Cihaurbeuti, Kelurahan Ciamis, Jawa Barat. Hal ini
perlu dibatasi untuk memfokuskan penelitian, mengingat banyaknya
Inabah dalam Kemursyidan Suryalaya Tasikmalaya yang awalnya
didirikan dan dikembangkan oleh KH. Shahibulwafa Tajul Arifin.
Contoh
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini secara umum diusahakan untuk mencapai
beberapa tujuan diseputar permasalahan tentang terapi Sufistik
ketergantungan narkotika dalam TQN, yang dilakukan melalui pondok
dan metode inabah pada Kemursyidan Suryalaya, Tasikmalaya, yaitu:
1. Mengetahui dasar konseptual implementasi tazkiyah al-nafs pada
Inabah XVII Putri Pondok Pesantren Suryalaya.
2. Mencemati praktik implementasi tazkiyah al-nafs pada Inabah XVII
Putri Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya Jawa Barat.
3. Menelisik relevansi implementasi tazkiyah al-nafs Inabah XVII Putri
Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat dalam
konteks krisis spritualitas manusia modern.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: pertama, secara
umum diharapkan dapat meramaikan wacana keilmuan dan dapat
memperkaya khazanah pemikiran Islam; Kedua, dapat
memperkenalkan wajah baru tasawuf yang berdimensi sosial; Ketiga,
untuk IAIN Sulthan Thaha Saifuddin penelitian diharapkan dapat
berguna dalam mengembangkan citra pendidikan Islam yang kreatif.
32
6. Kerangka Teori
Kerangka teori pada dasarnya merupakan landasan teoritis
yang digunakan dalam melakukan penelitian. Kerangka teori yang
dibangun harus dapat mengarahkan penelitian pada alur-alur
pemikiran yang baik dan benar sesuai dengan suatu teori. Artinya
kerangka teori tidak hanya memuat teori-teori yang digunakan
dalam penelitian namun juga dapat dilengkapi dengan kerangka
berpikir.
Contoh
E. Kerangka Teori
Penelitian ini diikat oleh teori tentang adanya hubungan antara
terafi sufistik dengan pengobatan jiwa, bahwa latihan spiritual dapat
membentengi seseorang dari berbagai perbuatan tercela. Hubungan ini
dapat dilihat dalam diagram berikut:
Lebih jauh dapat pula diuraikan beberapa konsep operasional
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah
Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN) adalah sebuah
tarekat hasil penyatuan dua tarekat besar, yaitu tarekat Qadiriyah
dan Tarekat Naqsyabandiyah. Kedua tarekat inilah yang dimodifikasi
sedemikian rupa, hingga membentuk sebuah tarekat yang mandiri.
1
…. (Uraikan lebih jauh)
2. Pondok Inabah
Pondok Inabah merupakan satu bentuk ijtihad Abah Anom
yang didirikan sebagai sarana terapi spiritual atau klinik sufistik yang
ada dalam kemursyidan TQN Suralaya Tasikmalaya.
2
…. (Uraikan
lebih jauh)
3. Terapi Sufistik pada Pondok Inabah
Terapi sufistik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
terapi dalam mengatasi penyakit jiwa dengan menggunakan metode
suluk dalam tarekat, khususnya TQN…. (Uraikan lebih jauh)
________________
1
Kharisudin Aqib, Inabah: Jalan Kembali dari Narkoba, stress dan
Kehampaan Jiwa (Surabaya: Bina Ilmu, 2005), 47.
2
Fuad Said, Hakekat Tarekat Naqsyabandiyah (Jakarta: Pustaka al-
Husna, 1994), 79.
Berbagai Penyakit Jiwa
Perbaikan Perilaku
Terapi Sufistik Inabah
Modernisme
Spiritualitas 33
7. Metode Penelitian
Agak berbeda dengan penelitian pustaka, metode penelitian
lapangan menguraikan secara terperinci hal-hal berikut: Pertama,
pendekatan penelitian, menguraikan pendekatan yang digunakan
dalam penelitian, misalnya pendekatan deskriptif-eksploratif, atau
berbagai pendekatan penelitian kualitatif lainnya.
Kedua, setting dan subjek penelitian. Setting dalam hal ini
adalah lokasi tempat penelitian lapangan di lakukan. Pemilihan
setting harus diserta pertimbangan tertentu, misalnya pertimbangan
rasional, praktis, ataupun ekonomis. Sedangkan subjek merupakan
responden dan informen yang akan dimintai keterangan. Pemilihan
subjek ini dilandasi teori bahwa subjek yang baik adalah subjek
yang lama terlibat aktif dalam medan dan aktivitas yang diteliti,
cukup mengetahui, memahami, atau berkepentingan dengan
aktivitas-aktivitas yang akan diteliti, serta memiliki banyak waktu
untuk memberikan informasi secara benar kepada peneliti.
22
Ketiga, sumber dan jenis data. Sumber data menguraikan
sumber data yang digunakan dalam penelitian, untuk penelitian
kualitatif tentu sumber data yang digunakan adalah manusia,
peristiwa, ataupun dokumentasi. Sedangkan jenis data
menerangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
meliputi dua jenis data yaitu data primer, sebagai data utama
penelitian dan juga data skunder, sebagai data pendukung
penelitian.
Keempat, metode pengumpulan data. Menjelaskan tentang
metode pengumpulan data yang digunakan, seperti observasi,
wawancara ataupun dokumentasi.
Kelima, analisis data. Lexy Moleong menjelaskan, bahwa
analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga data dapat disusun secara tematis dan dapat dirumuskan
dalam suis kerja.
23
Adapun tujuan analisis data menurut Suprayogo
adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul,
menyajikannya dalam suatu susunan yang sistematis, untuk
selanjutnya dapat diolah dan ditafsirkan/ dimaknai secara baik.
24
22
Lihat K. Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju,
1990), 45.
23
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 103.
24
Imam Suprayogo dan Tabroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001), 134. 34
Analisis data ini menjelaskan tehnik analisis data yang diterapkan
dalam penelitian, yang disesuaikan dengan sifat data yang
dikumpulkan serta tergantung pada pendekatan penelitian yang
diterapkan.
Contoh
F. Kerangka Teori
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
yang merupakan tradisi penelitian ilmu pengetahuan sosial yang
bergantung pada pengamatan manusia.
1
Adapun alasan pemeilihan
pendekatan didasarkan oleh pandangan Bogdan dan Biklen yang
mengemukakan bahwa ciri-ciri studi kualitatif adalah: Memiliki latar
alami (the natural settrng), bersifat deskriptif, lebih memperhatikan
proses daripada hasil, dan menganalisa data secara induktif; Makna
merupakan hal yang esensial.
2
Penulis mengarahkan penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif eksplanatoris. Deskriptif berupaya menjelaskan apa yang
terjadi secara lengkap, sedangkan eksplanatoris mengungkap apa
yang telah dijelaskan untuk menjawab mengapa dan bagaimana
suatu peristiwa terjadi.
1
Artinya penelitian ini diupayakan untuk
menggambarkan fakta-fakta yang diinterpretasi secara tepat dan
teruji.
________________
1
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996), 6.
2
RC. Bogdan & Biklen, Quantitative Research and Introduction to
Theory and Method (London: Allyn and Bacon, 1992), 27-30.
3
Suhrowardi, Model Pendidikan Sufistik, Laporan Penelitian,
(Tasikmalaya: IAILM, 2003), 15.
35
Contoh
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting penelitian adalah Inabah XVII Putri Yayasan Serba
Bakti Bukit Pondok Pesantren Suryalaya, Desa Sukamulya, Kec.
Cihaurbeuti, Kelurahan Ciamis, Jawa Barat. Pemilihan setting
didasarkan atas pertimbangan rasional bahwa Inabah XVII Putri
dewasa ini berkembang cukup maju dibandingkan Inabah lainnya.
Karena itu secara praktis penelitian ini dapat dilaksanakan, dengan
mengambil kasus pada Inabah XVII Putri.
Subjek penelitian berpusat pada segenap tenaga pada
Inabah XVII Putri, meliputi pimpinan, pembina dan anak bina.
Pemilihan subjek dilandasari teori bahwa subjek yang baik adalah
subjek yang terlibat aktif dalam medan dan aktivitas yang diteliti,
cukup mengetahui, memahami, atau berkepentingan dengan
aktivitas yang akan diteliti, serta memiliki waktu untuk memberikan
informasi secara benar.
1
____________
1
K. Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar
Maju, 1990), 45.
Contoh
3. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari, manusia,
situasi/ peristiwa, dan dokumentasi. Sumber data manusia
berbentuk perkataan maupun tindakan Sumber data orang yaltu
sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan
melalui wawancara. Sumber data suasana/peristiwa berupa suasana
yang bergerak (peristiwa) ataupun diam (suasana). Adapun
peristiwa dan suasana meliputi ruangan, suasana, dan proses.
Sumber data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi
dalam penelitian Ini. Sumber data dokumen, yaitu data paper,
literatur atau berbagai referensi yang menjadi bahan rujukan dan
berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti dan dapat dijadikan
dokumen.
1
Data dokumen meliputi pula berbagai catatan dan
dokumen lainnya yang diperlukan.
_____________
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,
1989), 114-115.
36
Contoh
Adapun jenis data yang digunakan meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari sumber pertama (first hand) melalui observasi atau
wawancara di lapangan. Dalam hal ini data yang diinginkan adalah
praktik implementasi dan dampak tazkiyat al-nafs pada Inabah
XVII. Sementara data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber kedua berupa dokumentasi serta peristiwa yang bersifat
lisan dan tertulis seperti data-data tentang riwayat dan struktur
organisasi ataupun data isi penelitian.
Contoh
4. Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam studi ini menggunakan
tiga teknik yang dilakukan secara berulang-ulang agar keabsahan
datanya dapat dipertanggung iawabkan. Ketiga teknik tersebut
adalah:
Pertama pengamatan tidak terlibat, merupakan pengamatan
yang dilakukan tanpa keterlibatan peneliti dalam aktivitas yang
diamati, peneliti dalam hal ini hanya melakukan satu fungsi, yaitu
mengadakan pengamatan.
1
(Dapat ditambahkan aplikasi
penerapannnya)
Kedua, Wawancara mendalam, merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan melalui cara lisan atau tatap
muka antara peneliti dengan sumber data manusia.
2
(Dapat
ditambahkan aplikasi penerapannnya)
Ketiga, dokumentasi, merupakan metode pengumpulan data
melalui data-data dokumenter, berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah. agenda ataupun jurnal yang dapat
memberikan informasi tentang objek yang diteliti.
3
(Dapat
ditambahkan aplikasi penerapannnya)
_____________
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Bumi
Aksara, 1989), 126.
2
Arikunto, Prosedur Penelitian, 139.
3
Arikunto, Prosedur Penelitian, 188.
_____________
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Bumi
Aksara, 1989), 114-115.
37
8. Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data berisi cara-cara yang digunakan
untuk menjamin bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya dan
valid. Seperti dengan cara-cara berikut: Pertama, perpanjangan
keikutsertaan. Pelaksanaan perpan-jangan keikutsertaan dilakukan
lewat keikutsertaan peneliti di lokasi secara Iangsung dan cukup
lama, dalam upaya rnendeteksi dan memperhitungkan
penyimpangan yang mungkin mengurangi keabsahan data, karena
kesalahan penilaian data (data distortion) oleh peneliti atau
responden, disengaja atau tidak sengaja.
25
Kedua, ketekunan pengamatan. Ketekunan pengama-tan
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti, rinci.
dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol
dalam penelitian. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi
berbagai distorsi data yang timbul akibat keterburuan peneliti untuk
menilai suatu persoalan, ataupun distorsi data yang timbul dari
kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar,
misalnya berdusta. Menipu, dan berpura-pura.
26
Ketiga, trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar
data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas data melalui
25
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 175-177.
26
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 117.
Contoh
5. Tehnik Analisis Data
Sesuai dengan bentuk penelitiannya, dalam penelitian ini,
analisis data dilakukan sejak pengumpulan data secara keseluruhan.
Data kemudian dicek kembali, secara berulang, dan untuk
mencocokkan data yang diperoleh, data disestimatiskan dan
diinterprestasikan secara logis, sehingga diperoleh data yang memiliki
keabsahan dan kredibilitas.
1
Adapun tehnik analisis data yang digunakan adalah:….
(Sesuaikan dengan sifat dan keilmuan penelitian, misalnya, content
analysis, hermeneutika, fenomenologi, sosiologi, antropologi, filosofis,
dll).
_____________
1
Matthew B. Miles dan A Michael Guberman, Qualitative Data
Analysis (a Source Book of New Methoids (Beverly Hills: Sage Publications,
1984), 21-24.
_____________
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Bumi
Aksara, 1989), 114-115.
38
pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang
diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat macam teknik
trianggulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik
pemeriksaan menggunakan sumber, metode, penyidik. dan teori.
27
9. Studi Relevan
Studi relevan memiliki fungsi yang sama dengan tinjauan
pustaka dalam penelitian pustaka, yaitu memuat bahasan tentang
penelusuran penulis terhadap berbagai bahan literatur yang
berkaitan dengan topik pembahasan atau juga bahan-bahan literatur
yang telah memberikan inspirasi dalam pendalaman materi
penelitian.
Dalam penulisannya studi relevan diawali dengan upaya
mengungkap keunikan penelitian yang sedang dilakukan dengan
penelitian yang telah ada, dalam berbagai bentuk karya ilmiah.
Untuk seterusnya dilajutkan dengan penelusuran bebagai bahan
litertur yang memiliki keterkaitan dan dapat menjadi acuan
referensi penelitian dengan menguraikan letak persamaan dan juga
perbeda-annya dengan penelitian yang sedang dilakukan.
27
Michael Quinn Patton, Qualitative Data Analysis: A Source of New Methods,
(Beverly Hills: Sage Publications, 1986), 331.
39
10.Instrumen Pengumpulan Data
Sebagai pelengkap proposal pada penelitian kualitatif, penulis
diharuskan melampirkan instrumen pengumpulan data yang akan
digunakan sebagai panduan dalam pengumpulan data lapangan.
Instrumen pengumpulan data ini harus mencakup tiga unsur, yaitu
Contoh
G. Studi Relevan
Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN) telah banyak menarik
perhatian pada ahli dan peminat tasawuf. Berdasarkan penelusuran
penulis, terdapat beberapa karya yang membicarakan aliran TQN,
diantaranya karya Sri Muyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-
tarekat Muktabarah di Indonesia. Karya ini membicarakan 8 tarekat
yang eksis di Indonesia, diantaranya tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah.
1
Karya Kharisudin Aqib, “al-Hikmah: Memahami Teosofi Tarekat
Qadiriyah wa Naqsyabandiyah”, juga membicarakan sejarah
perkembangan, ajaran, teori filsafat, termasuk didalamnya pembahasan
yang cukup detail tentang tazkiyat al-nafs dalam perspektif TQN
khususnya, hingga pelaksanaan zikir dan murakabah dalam tarekat
Qadiriyah Naqsyabandiyah.
2
Selain karya-karya di atas terdapat pula beberapa karya akademik
yang telah membicarakan persoalan Narkotika dalam hubungannya
terafi. Di antaranya, Skripsi Farha Abdul Kadir Assegaff, mahasiswa IAIN
Sunan Kalijaga yang berjudul "Pesantren Suryalaya dalam upaya
Penyembuhan Korban Narkotika (Studi tentang Terapi Religius di
Pondok Remaja Inabah Suryalaya)". Ada juga skripsi Julius Fahmy,
mahasiswa FISIP Muhammadiyah, Jakarta, dengan judul "Peranan
Pondok Pesantren Suryalaya dalam Merehabilisi Korban Narkotika".
Namun karya-karya di atas adalah berbeda dengan karya yang
sedang penulis rampungkan, kedua karya fokus pada pada Inabah I, dan
juga telah dilakukan beberapa tahun lalu, yaitu tahun 1986. Sehingga
dapat ditegaskan bahwa akan banyak perbedaan yang terjadi pada
kurun 1986 hingga kini. Melihat adanya perbedaan setting, tentu saja
penelitian yang dihasilkan akan berbeda.
____________
1
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah
di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), cet. ke-3.
2
Kharisudin Aqib, Al-Hikmah: Memahami Teosofi Tarekat Qadiriyah
wa Naqsyabandiyah (Surabaya: Dunia Ilmu, 1999).
_____________
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Bumi
Aksara, 1989), 114-115.
40
jenis data, metode, dan juga sumber data. (Contoh IPD ini dapat
dilihat dalam lapiran)
41
Bagian Keempat
SISTEMATIKA PENYUSUNAN SKRIPSI
Penyusunan skripsi harus dilakukan berdasarkan sistematika
penulisan yang telah disepakati dan disesuaikan dengan jenis penelitian
yang dilakukan. Seperti telah dijelaskan terdahulu terdapat dua jenis
penelitian, yaitu penelitian pustaka, penelitian lapangan. Pembahasan
berikut akan memberikan penjelasan tentang sistematika penyusunan
skripsi berdasarkan jenis penelitiannya.
A. Sistematika Penyusunan Skrispi Penelitian Pustaka
Susunan skripsi berbasis penelitian pustaka pada Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi disyaratkan mengikuti sistematika yang
telah ditetapkan oleh fakultas yang memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Bagian Awal skripsi
a. Lembar judul
Lembar judul terdiri dari dua bagian, yaitu sampul luar,
yang lazim disebut sebagai cover, dan sampul dalam, yang lazim
disebut sebagai halaman judul . Sampul luar berbentuk hard
cover dengan warna kertas yang disesuaikan dengan warna
bendera fakultas Ushuluddin28
(biru langit yang
menggambarkan ketenangan). Sementara sampul dalam
berisikan teks yang sama dengan sampul luar tetapi dicetak pada
kertas biasa. Lembar judul ini ditulis dengan merangkum tata
urutan penulisan sebagai berikut:
1) Judul skripsi, menggunakan jenis huruf Times New Roman
yang dicetak tebal (bold) ukuran 14;
2) Kategori karya ilmiah (SKRIPSI), juga menggunakan jenis
huruf Times New Roman kapital (all caps) yang dicetak tebal
(bold) ukuran 14;
3) Keterangan tujuan Penulisan, memakai jenis huruf Times
New Roman bercetak miring (italic) ukuran 12;
28
Menurut buku pedoman akademik IAIN STS Jambi, warna bendera Fakultas
Ushuluddin adalah biru langit yang menggambarkan ketenangan jiwa. 42
4) Logo IAIN STS Jambi, ukurannya menyesuaikan dengan
estetika dan tata letak tulisan lainnya;
5) Nama Penulis dan NIM, kembali menggunakan jenis huruf
Times New Roman (kapital/all caps) ukuran 14;
6) Nama Konsentrasi, Program Studi, Fakultas, dan Institut serta
tahun skripsi tersebut diuji dalam sidang munaqasyah juga
menggunakan jenis huruf Times New Roman kapital (all
caps) dan dicetak tebal (bold)) ukuran 14;
7) tahun skripsi tersebut diuji dalam sidang munaqasyah dibuat
menurut cara penulisan tahun masehi.
Tatacara penulisan ini berlaku untuk judul skripsi lembar
luar (cover) dan juga lembar dalam (halaman judul).
b. Nota Dinas
Lembar ini merupakan lembaran persetujuan pembimbing
yang menjadi bukti bahwa pembimbing I dan II telah
mengetahui dan menyetujui isi skripsi secara keseluruhan. Nota
Dinas ini harus mengandung unsur nama penulis, NIM, judul
skripsi, dan juga keterangan bahwa skripsi tersebut telah dapat
dimunaqasyahkan, yang kemudian ditandatangani oleh
pembimbing.
Nota Dinas ini diketik dalam huruf Times New Roman
ukuran 12, spasi menyesuaikan (disarankan 1 spasi), serta harus
selesai dalam halaman. (Contoh Nota Dinas dapat dilihat dalam
lampiran).
c. Pengesahan
Lembar pengesahan merupakan penyataan bahwa skripsi
telah diujikan dalam sidang ujian munaqasyah, dan telah
diperbaiki sesuai dengan masukan dan saran dari anggota
penguji. Karena itu lembar pengesahan ini harus mencantumkan
nama dan NIM penulis, judul skripsi, tanggal ujian munaqasyah,
dan berisi keterangan bahwa skripsi telah dimunaqasyahkan,
dibuktikan melalui tanda tangan Dekan, Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang, serta tim penguji.
Pengesahan ini diketik dalam huruf Times New Roman
ukuran 12, spasi menyesuaikan (disarankan 1 spasi), serta harus
selesai dalam satu halaman saja. (Contoh lembar Pengesahan
dapat dilihat dalam lampiran).
43
d. Motto
Motto berisi ayat ataupun hadits yang memiliki komparasi
dengan topik penelitian. Motto dalam hal ini berfungsi sebagai
landasan normatif yang menaungi seluruh isi dari penelitian.
e. Surat Pernyataan Orisinalitas Skripsi
Surat penyataan orisinalitas tesis berisi surat pernyataan
penulis yang bersangkutan bahwa skripsi yang dibuat benar-
benar hasil karya dari penulis sendiri. Makna pernyataan
tersebut menuntut penulis untuk tidak melakukan plagiasi dalam
bentuk apapun dalam skripsinya serta menuntut kejujuran
penulis dalam seluruh kutipan-kutipan yang tercantum dalam
skripsinya. Surat pernyataan ini ditandatangani di atas materai
Rp. 6000 dan merupakan bentuk pertanggungjawaban penulis
atas orisinalitas skripsi yang telah dibuat.
f. Persembahan
Lembar persembahan berisi ucapan penulis yang memuat
keterangan kepada siapakah skripsi ini dipersembahkan dan
didedikasikan. Pada bagian ini diberikan kesempatan seluas-
luasnya bagi penulis untuk menujukan persembahan tersebut
pada orang-orang yang dianggap paling berpengaruh terhadap
hidup penulis. Artinya lembar ini merupakan lembar yang lentur
mengikuti kecenderungan penulis, dan karena itu lembar ini
akan sangat beragam dalam isinya.
Namun sebagai upaya pembatasan, persembahan ditulis
dengan menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12,
dapat ditulis dengan memadukan bentuk bold, italic, ataupun
normal sesuai dengan kecenderungan penulis.
g. Abstrak
Lembar absrak memuat unsur, nama dan NIM penulis,
serta judul skipsi. Lembar abstrak ini merupakan ikhtisar dari
penelitian yang dilakukan, karena itu harus dapat menjelaskan
unsur-unsur utama dari penelitian, yaitu latar belakang masalah,
masalah/pertanyaan penelitian, metode yang digunakan dalam
pemecahan masalah, serta jawaban dari pertanyaan penelitian
yang ditemukan, yang dijabarkan secara ringkas, padat dan tidak
bertele-tele.
Perlu diperhatikan pula bahwa abstrak harus selesai ditulis
dalam satu halaman, tidak boleh lebih. Penulisan absraks 44
menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan satu
spasi. (Pola penulisan abstrak ini dapat dilihat dalam lampiran
penulisan abstraks).
h. Kata Pengantar
Kata pengantar berisi ucapan rasa syukur penulis dan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
penyelesaian karya tulis. Ucapan terima kasih disampaikan
secara wajar tidak berlebihan, tidak terlalu merendahkan diri,
tidak ada permintaan maaf atas segala kekurangan, karena
skripsi pada dasarnya adalah karya ilmiah yang bersifat
obyektif.
Penulisan kata pengantar dilakukan 1 spasi dengan huruf
Times New Roman ukuran 12. Perlu pula diingat bahwa
penulisan ucapan terima kasih harus dilakukan terlebih dahulu
kepada pihak-pihak/orang-orang yang memiliki kontribusi atau
paling berperan dalam penyelesaian skripsi, bukan dari jabatan
struktural yang dimiliki. Karena itu sistematika ucapan
terimakasih dapat dimulai dari Tim Pembimbing, Ketua
Konsentrasi, Ketua Prodi, Dekan, para Pembantu Dekan,
Rektor, para Pembantu Rektor, para Dosen, teman sejawat, dan
sebagainya.
i. Daftar Isi
Daftar isi memuat judul, sub-judul, dan sub-sub judul
dalam tiap bab beserta halamannya. Daftar isi ini dimulai dari
halaman judul hingga lampiran dan daftar riwayat hidup.
Daftar isi ini diketik dalam huruf Times New Roman,
ukuran 12 dengan jarak satu spasi. (Contoh Penulisan daftar isi
dapat dilihat dalam lampiran).
j. Pedoman Transliterasi
Pedoman transliterasi berisikan pedoman-pedoman
penulisan dalam pengalihan bunyi bahasa Arab ke dalam bahasa
Indonesia, yang dilakukan mengikuti buku panduan ini. (Contoh
penulisan pedoman transliterasi dapat dilihat pada lampiran).
2. Bagian Tengah Skripsi
Bagian tengah skripsi merupakan bagian isi dari skripsi yang
meliputi pembahasan bab-bab dalam skripsi, yang terdiri dari: 45
a. Pendahuluan
Pendahuluan dalam penelitian pustaka terdiri dari
beberapa sub-bab, yang telah terdapat dalam proposal penelitian.
Bagian pendahuluan ini biasanya terangkum dalam bab I dalam
sebuah skripsi, yang terdiri dari sub-bab:
1) Latar belakang masalah;
2) Masalah/pertanyaan penelitian;
3) Batasan Masalah, jika diperlukan;
4) Tujuan dan Kegunaan Penelitian;
5) Tinjauan Pustaka;
6) Metode Penelitian;
7) Sistematika Penulisan.
b. Pembahasan
Bagian Pembahasan ini merupakan bagian inti dari skripsi
dan merupakan suatu bagian yang sifatnya lentur, karena isinya
terdiri dari beberapa bab, dan umumnya tiga bab yang dapat
disesuaikan dengan masalah yang menjadi objek dari penelitian.
Karena itu dapat dipastikan bahwa susunan sistematika per bab
dalam pembahasan ini sangat variatif, sesuai dengan objek
material kajian dan juga objek formal (pendekatan keilmuan)
yang digunakan dalam meneliti suatu objek.
29
Sebagai upaya memberikan penjelasan konkret tentang
bab-bab yag terdapat dalam pembahasan ini dapat contohkan
judul skripsi: Filsafat Sejarah dalam Pemikiran Ibnu Khaldun.
Judul skripsi di atas objek materialnya adalah filsafat
sejarah dalam pemikiran Ibnu Khaldun, yang didekati dalam
keilmuan sejarah pemikiran sebagai objek formal. Karena itu
bab-bab yang terliput dalam bahasannya adalah:
1) Riwayat Hidup dan Pemikiran Ibnu Khaldun. Bab ini
dimaksudkan sebagai pengantar untuk memberikan gambaran
tentang Ibnu Khaldun secara komprehensif. Bab ini dapat
dinamakan sebagai bab II dalam sistematika penulisan
skripsi.
2) Memahami Filsafat Sejarah. Bab ini juga dimaksudkan
sebagai bab pengantar untuk memahami term filsafat sejarah
secara komprehensif, di dalamnya meliputi pembahasan
tentang pengertian, sejarah kelahiran, ataupun unsur-
29
Tentang objek material dan formal lihat lebih jauh dalam Kaelan, Metode
Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, (Yogyakarta: Paradigma, 2005), 34-53. 46
unsurnya sebagai suatu bidang keilmuan. Bab ini dalam
sistematika penulisan skripsi dapat dinamakan bab III.
3) Latar Belakang, Bentuk, Karakter, dan Relevansi Filsafat
Sejarah dalam Pemikiran Ibnu Khaldun. Bab ini merupakan
bab inti dari skripsi yang menjadi jawaban rumusan masalah
yang telah diutarakan. Karena itu pembahasannya meliputi
beberapa sub-bab tergantung pada jumlah masalah penelitian
yang telah ditetapkan. Bab ini dalam sistematika penulisan
skripsi dinamakan bab IV.
c. Penutup
Bagian ini dalam sistematika penulisan skripsi dinamakan
bab V. terdapat tiga sub-bab yang harus terkandung dalam
bagian penutup skripsi ini, yaitu kesimpulan, rekomendasi, dan
kata penutup:
1) Kesimpulan. Sub-bab ini bukanlah ringkasan dari penelitian
yang telah dilakukan, namun merupakan intisari ataupun
hasil dan jawaban dari pertanyaan penelitian. Kesimpulan
dapat diurutkan per poin sesuai dengan jumlah masalah yang
telah ditetapkan.
2) Rekomendasi. Sub-bab ini berisi saran-saran penulis terhadap
berbagai persoalan yang muncul dalam penelitian, misalnya
bagaimana cara melihat, menyikapi dan menindak suatu
persoalan. Sistematika penulisannya dapat diurutkan per poin
yang meliputi rekomendasi bagi pihak-pihak tertentu secara
umum, rekomendasi bagi pihak/instansi tertentu, dan
demikian seterusnya mengerucut dari rekomendasi umum
pada rekomendasi yang lebih khusus.
3) Kata penutup. Sub-bab ini meliputi kata-kata akhir penulis
yang disertai dengan berbagai harapan akhir penulis.
3. Bagian Akhir skripsi
Bagian akhir dalam penelitian pustaka terdiri dari daftar
pustaka dan lampiran-lampiran yang dibutuhkan untuk memperkuat
data penelitian.
30
30
Bahasan ini diinspirasi dari Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah
(Skripsi, Tesis, dan Disertasi) (Jakarta: CeQDA, 2007), 18-25. 47
B. Sistematika Penyusunan Skrispi Penelitian Kualitatif
Susunan skripsi berbasis penelitian lapangan kualitatif pada
Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi disyaratkan mengikuti
sistematika yang telah ditetapkan yang memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
1. Bagian Awal skripsi
Bagian awal penulisan skprisi pada penelitian kualitatif
sebagian besar sama dengan sistematika penyusunan skripsi pada
penelitian pustaka yang terdiri dari: lembar judul, nota dinas,
pengesahan, motto, surat pernyataan orisinalitas skripsi,
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan pedoman
transliterasi.
Walaupun demikian terdapat perbedaannya beberapa
sistematika penyusunan bagian awal pada penelitian kualitatif dan
penelitian pustaka. Pada penelitian kualitatif idealnya setelah daftar
isi ditambahkan satu poin lagi, yaitu daftar tabel, diagram, dan
ilustrasi, sedangkan pedoman transliterasi dapat ditambahkan
sesuai dengan kebutuhan.
2. Bagian Tengah skripsi
Bagian tengah skripsi pada penelitian kualitatif juga
merupakan bagian isi dari skripsi, namun agak berbeda dengan
bagian tengah skripsi pada penelitian pustaka. Perbedaan ini dapat
dilihat sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pendahuluan dalam penelitian kualitatif sama dengan
bagian pendahuluan pada penelitian pustaka hanya saja
penelitian kualitatif membutuhkan dukungan data lapangan
sebagai bentuk tinjauan awal, untuk memperkuat alasan-alasan
penulisan skripsi. Sistematika penyusunan penelitian lapangan
biasanya terdiri dari:
1) Latar belakang masalah;
2) Masalah/pertanyaan penelitian;
3) Batasan Masalah, jika diperlukan;
4) Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
Bagian pendahuluan ini merupakan bab I dalam
sistematika penuilisan skripsi pada penelitian kualitatif.
48
b. Pembahasan
Seperti halnya penelitian pustaka, bagian pembahasan
pada penelitian kualitatif merupakan bagian inti dari skripsi dan
merupakan suatu bagian yang sifatnya lentur, karena isinya
terdiri dari beberapa bab. Namun pada penelitian kualitatif isi
per bab telah memiliki bahasan inti tersendiri.
Sebagai upaya memberikan penjelasan konkret tentang
bab-bab yang terdapat dalam pembahasan ini dapat dicontohkan
judul skripsi: Peranan Da’i dalam Pembinaan Toleransi antar
Umat Beragama di Kota Jambi Adapun bab-bab yang tercakup
dalam bahasannya adalah:
1) Kerangka teori. Bab ini dimaksudkan sebagai pengantar
teoritis yang mengetengahkan berbagai teori yang digunakan
dalam penelitian. Untuk judul di atas, maka teori-teori yang
perlu diangkat dan dijadikan sub-bab adalah teori tentang
peranan da‘i, pembinaan, toleransi antar umat beragam, yang
selanjutnya disimpulkan dalam teori besar tentang peranan
da‘i dalam pembinaan toleransi antar umat beragama.
Bab ini dapat dinamakan sebagai bab II dalam
sistematika penulisan skripsi.
2) Metode penelitian. Bagian ini membahas dan
mengetengahkan beberapa hal yang termasuk dalam metode
penelitian kualitatif, yaitu:
a) Pendekatan penelitian;
b) Setting dan subjek penelitian;
c) Jenis dan sumber data;
d) Metode pengumpulan data;
e) Analisis data;
f) Pemerikasaan keabsahan data.
Bab ini diamakan bab III dalam sistematika penulisan
skripsi penelitian lapangan dalam pendekatan kualitatif.
3) Temuan dan pembahasan penelitian. Bagian ini terdiri tiga
sub-bab penting yaitu:
a) Temuan umum penelitian, berisikan gambaran umum
tentang setting penelitian. Seperti kelembagaan da‘i di
Jambi, nama-nama da‘i, ataupun berbagai keterangan
tentang da‘i di kota jambi yang bersifat umum.
b) Temuan khusus penelitian, berisikan temuan-temuan, yang
sesuai dengan masalah-masalah yang dikaji dalam
penelitian. 49
c) Pembahasan, sub-bab ini memberikan penjelasan dan
pembahasan tentang sub-sub yang dijabarkan pada temuan
khusus penelitian, yang dihubungkan dengan teori yang
ada. Yang lebih jauh diarahkan pada upaya penjelasan
yang sifatnya kritis dan reflektif.
Bab ini diamakan bab IV dalam sistematika penulisan
skripsi penelitian lapangan dalam pendekatan kualitatif.
c. Penutup
Bagian penutup pada penelitian kualitatif memiliki
substansi isi yang sama dengan penelitian pustaka.
3. Bagian Akhir Skripsi
Bagian akhir dalam penelitian kualitatif juga memiliki
substansi isi yang sama dengan penelitian pustaka. 50
Bagian Kelima
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI
Penulisan skripsi sebagai karya ilmiah memiliki teknik tersendiri,
dan harus memperhatikan beberapa aspek dalam teknik penulisan, mulai
dari jenis dan ukuran kerta, margin pengetikan, pemenggalan kata,
penomoran, pengutian dan penulisan kutipan, penulisan catatan kaki, dan
penulisan daftar pustaka.
A. Jenis dan Ukuran Kertas
Kertas yang digunakan untuk menulis skripsi adalah kertas HVS
70 atau 8o gram31
, berukuran A4 (21 x 29,7 cm).
B. Margin Pengetikan
Pada setiap lembar skripsi yang boleh digunakan untuk
pengetikan hanya satu halaman (muka), tidak diperkenankan bolak-
balik. Selain itu, skripsi diketik dengan jarak 2 spasi. Adapun
ketentuan marginnya adalah sebagai berikut:
1. Batas pinggir kertas (margin) sebelah kiri (left) adalah 4 cm untuk
karya tulis yang menggunakan huruf latin, dan 4 cm pada bagian
kanan (right) untuk karya tulis yang menggunakan huruf Arab.
2. Batas pinggir kertas (margin) sebelah kanan (right) adalah 3 cm
untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin, dan 3 cm pada
bagian kiri (left) untuk karya tulis yang menggunakan huruf Arab.
3. Batas pinggir kertas (margin) sebelah atas (top) adalah 4 cm untuk
karya tulis yang menggunakan huruf latin dan karya tulis yang
menggunakan huruf Arab.
4. Batas pinggir kertas (margin) sebelah bawah (bottom) adalah 3 cm
untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin dan karya tulis
yang menggunakan huruf Arab.
5. Pada setiap alinea (paragraph baru) ketikan dimulai menjorok lima
ketukan.
31
Sedapat mungkin hindarilah menggunakan kertas HVS 60 gram. Kertas ini
tipis dan berpotensi menyebabkan kendala serius ketika pencetakan dokumen. Beberapa
printer tertentu—utamanya yang sudah mengalami masa pakai cukup lama—bahkan
mengenali dua lembar kertas 60 gram sebagai selembar kertas saja. 51
C. Pemenggalan Kata dan Penulisan
Penulisan skripsi adakalanya membutuhkan pemenggalan kata,
namun hal tersebut tidak dapat dilakukan secara sembarangan tapi
harus dilakukan melalui teknik yang benar, sebagai berikut:
1. Pemenggalan suku kata harus mengikuti aturan baku tata bahasa
Indonesia.
2. Pada akhir baris hindari pemenggalan suku kata, baik di awal
maupun di akhir kata yang hanya terdiri dari satu huruf.
Contohnya, mempunya-i, menghubung-i, dan seba-gainya.
3. Bilangan seperti Rp. 50, pukul 12.00 tidak boleh dipenggal.
Sementara apabila ditulis sesudah nama bilangan dan bukan
singkatan, pemenggalan boleh dilakukan, seperti 10- kilometer,
15.000-rupiah, dan sebagainya.
4. Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama lengkap secara
keseluruhan, seperti H.A. (tidak boleh dipisahkan dari) Salim.
5. Tulisan Arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata, termasuk
kata ganti yang berhubungan dengan kata yang bersangkutan.
6. Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari satu atau dua angka
(satuan atau puluhan) ditulis penuh dengan huruf, seperti: ―Rata-
rata penduduk Indonesia makan tiga kali sehari‖, sedangkan
bilangan yang lebih dari dua angka (ratusan, ribuan, jutaan dst.)
ditulis dengan angka, seperti: ―Jarak Jambi-Kerinci sejauh 300
kilometer‖.
7. Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon,
pecahan desimal, dan bilangan yag disertai dengan singkatan harus
ditulis dengan angka, contohnya: 10%, 26 Desember 2007,
Rp.10.000, Jalan Jeruk nomor 5, telepon 724573, 0,08 km.
8. Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka, kata penghubung, atau
kata awal.
9. Judul buku, nama majalah, koran, jurnal, dan kata asing, ataupun
kata-kata yang tidak baku (bahasa daerah), diketik secara miring
(italic). Sementara nama-nama asing, seperti nama lembaga atau
orang tidak dicetak miring, seperti Râbithah al-‗Âlam al-Islâmy,
Karen Armstrong, atau Alija Ali Izetbigovic.
10.Penulisan nama orang yang berbahasa harus sesuai dengan tulisan
nama diri mereka dan tidak perlu dialihkan atau ditransliterasikan.
Contohya: Nurcholish Madjid bukan Nûrkhâlis Mâjid.
D. Sistem Penomoran Halaman
1. Nomor halaman Bagian Awal pada karya ilmiah yang
menggunakan huruf Latin, berupa angka Romawi kecil, yaitu i, ii, 52
iii, iv, dan seterusnya, dimulai dari halaman Kata Pengantar dan
diletakkan di tengah bagian bawah (bottom-c
,
enter) halaman
tersebut. Pada karya ilmiah yang menggunakan bahasa Arab, angka
Romawi kecil diganti dengan abjad Arab, seperti ا, ب, ت, ث dan
seterusnya.
2. Pada Bagian Tengah dan Bagian Akhir, dimulai dari Bab
Pendahuluan dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka
biasa ditulis pada sudut kanan atas untuk karya ilmiah yang
menggunakan huruf Latin, dan sudut kiri atas untuk karya ilmiah
yang menggunakan huruf Arab, kecuali pada halaman pertama tiap
bab penomoran di letakkan di tengah bagian bawah (bottom-
center). Hal ini berlaku hingga pada DAFTAR PUSTAKA. Sebagai
catatan, bersama nomor halaman tidak diberi tanda titik dan hiasan
apapun.
3. Nomor pada Bab ditulis dengan angka Romawi besar, seperti BAB
I, BAB II, BAB III dan seterusnya, diletakkan dii tengah (center) di
atas judul bab untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf Latin.
Sedangkan untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf Arab, bab
itu ditulis penuh dengan huruf Arab, seperti لولأا باب, ىناثلاباب dan
seterusnya.
4 Penomoran selanjutnya, yaitu nomor sub-bab, sub-sub bab, dan
seterusnya digunakan kombinasi angka dan huruf Latin. Dengan
demikian, untuk karya tulis yang menggunakan huruf Latin sistem
penomoran adalah sebagai berikut: angka Romawi besar untuk
nomor bab (I, II, III), huruf kapital Latin (A, B, C) untuk sub-bab,
angka biasa (1,2,3) ) untuk sub-Sub bab, dan seterusnya.
Sistematika penyusunan lengkapnya adalah sebagai berikut:
BAB I
(JUDUL BESAR)
A. Judul
1. Sub-Judul
a. Sub Sub-Judul
1) ............
1.1) ............
1.2) ............
1.1.1) ............
1.1.2) ............
53
5. Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab
baru. Karena itu pada setiap bab baru sumber tulisan ditulis dengan
lengkap.
E. Kutipan Langsung dari Buku atau Artikel
Kutipan langsung dari buku atau artikel adalah pengambilan
secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari sumber yang
digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip langsung, yakni
kalimat interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik dalam susunan
kalimat maupun tanda baca, pengutipan frasa secara utuh) dan kalimat
elips (kutipan yang mengambil bagian yang terpenting saja,
pengutipan ide).
Pengutipan kalimat interpolasi, cara penulisan yang digunakan
adalah: ditulis menjorok ½ cm (5 ketukan) dalam satu spasi dengan
mencantumkan tanda kutip ganda (") pada awal dan akhir kutipan, dan
sumber kutipan dicantumkan dalam catatan kaki. Contoh pengutipan
kalimat interpolasi seperti di bawah ini:
32
Sedangkan dalam pengutipan kalimat elips, cara penulisannya
adalah dikutip mengikuti paragraf yang ada dalam 1,5 spasi dengan
memberikan tanda kutip ganda (") pada awal dan akhir kutipan, dan
tiga buah titik sebelum atau sesudah kalimat elips tadi sesuai dengan
keperluan. Contohnya adalah sebagai berikut:
33
32
Bahtiar Effendy, Masyarakat Agama dan Pluralisme Keagamaan (Yogyakarta:
Galang Press, 2001), 41.
33
Lihat Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Studi Agama (Jakarta Barat: Pustaka
Setia, 2005).
“Indonesia tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan seperti ini. Bahkan,
dibandingkan dengan masyarakat Jepang atau Negara-negara Timur Jauh
pada umumnya, heterogenitas agama jauh lebih tampak pada masyarakat
Nusantara. Dalam perkembangannya, kesan heterogenitas atau pluralitas
keagamaan ini tak dapat dielakkan baik itu yang menyangkut pluralitas
intern atau ekstern”.
1
_______________
1
Bahtiar Effendy, Masyarakat Agama dan Pluralisme Keagamaan,
(Yogyakarta: Galang Press, 2001), 41. 54
F. Kutipan Tidak Langsung dari Buku atau Artikel
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang hanya mengambil
inti kalimat atau pendapat dalam bentuk saduran atau kesimpulan.
Pada akhir kutipan kalimat tidak langsung ini dicantumkan catatan
kaki yang menjelaskan sumber ide atau kesimpulan berasal. Cara
pengutipannya adalah mengikuti paragraf yang ada dalam spasi ganda
tanpa memberikan tanda kutip ganda (") pada awal dan akhir kutipan,
contohnya:
34
34
Lihat Victor I. Tanja, Pluralisme Agama dan Problema Sosial: Diskursus
Teologi tentang Isu-isu Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Cisendo, 1998), 14-15.
Ghazali dalam karyanya Ilmu Studi Agama menyebutkan bahwa
“…konflik antaragama dapat muncul sebagai akibat kesenjangan ekonomi
(kesejahteraan), perbedaan kepentingan politik, ataupun perbedaan
etnis...”
1
ditambahkan lagi bahwa “…hal itupun dapat terjadi ketika
pembangunan dan ekonomi atas nama kepentingan umum dijadikan
pembenar tindak kekerasan. Ditambah dengan klaim kebenaran dan watak
missioner (dakwah) dari setiap agama…”.
2
Artinya konflik sebenarnya dapat
terjadi oleh banyak fakor bukan semata perbedaan teologis antarumat
beragama.
______________
1
Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Studi Agama (Jakarta Barat: Pustaka
Setia, 2005), 24.
2
Ghazali, Ilmu Studi Agama, 24. 55
G. Kutipan Langsung Ayat al-Qur'an dan Hadis atau Kitab Suci
Lain
Kutipan secara utuh ayat al-Qur'an, Hadis atau ayat-ayat dari
Kitab Suci lain, dilakukan dengan cara ditulis terlebih dahulu dalam
bahasa aslinya (jika memungkinkan), dan dicantumkan terjemahannya
dengan tanda kutip ganda (") dengan jarak 1 spasi serta ditulis
menjorok ke dalam sejauh tiga ketukan. Contoh penulisannya
adalah:
35
35
Dewan Penterjemah, al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur‘an, t.t), 507 dan 532.
Benturan antar umat beragama yang terjadi di Indonesia merupakan
kenyataan yang mencemari keluhuran falsafah dan semboyan hidup bangsa
Indonesia. Sila pertama Pancasila sebagai sebagai salah-satu landasan idiil
negara sekaligus menjadi falsafat dan weltanshaung (pandangan hidup)
bangsa Indonesia, sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
telah menyatakan bahwa bangsa Indonesia memiliki dasar: "Ketuhanan yang
Maha Esa" (the Divine Omnipotence). Sila ini merupakan dasar tatanan hidup
beragama di Indonesia, yang menekankan persamaan antara agama di
Indonesia yang diikat oleh pengakuan terhadap ajaran monotheism satu
Tuhan (tauhid). Soekarno sendiri sebagai salah-satu the founding father
bangsa Indonesia pernah menyatakan bahwa gagasan ketuhanan dalam
Pancasila sama dengan pengertian Tuhan dalam kepercayaan kaum spritualis
(agama) yang meniadakan segala ungkapan tentang atheism (tidak bertuhan).
Sila Ketuhanan merupakan jaminan hak-hak setiap warga negara untuk
menyembah Allah yang satu menurut berbagai cara mereka masing-masing
yang berbeda.
1
_________________
1
Victor I. Tanja, Pluralisme Agama dan Problema Sosial: Diskursus
Teologi tentang Isu-isu Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Cisendo, 1998), 14-15. 56
H. Kutipan Tidak Langsung Ayat al-Qur'an dan Hadis atau Kitab
Suci Lain
Kutipan bagian-bagian terpenting (elipsing) dari ayat al-Qur'an,
Hadis atau ayat-ayat dari kitab suci lain yang menjadi bagian dari
naskah, maka cara penulisannya adalah melalui transliterasi yang
dicetak miring dan diberi tanda kutip (―) sebelum dan sesudahnya,
idealnya disertai dengan artinya yang ditempatkan di dalam kurung.
Pada akhir kutipan dicantumkan catatan kaki yang menjelaskan
sumber berasal. Cara pengutipannya adalah mengikuti paragraf yang
ada dalam spasi ganda. Contoh penulisannya adalah:
36
36
Dewan Penterjemah, al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur‘an, t.t), 250.
M. Quraish Shihab juga menyatakan bahwa al-Qur’an banyak
menyuarakan persatuan sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Anbiya’/ 21 ayat
92:
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama
yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (QS. al-
Anbiya’/21: 92).
1
Hal serupa dijelaskan dalam QS. al-Mu’minun/ 23 ayat 52:
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang
satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertaqwalah kepada-Ku” (QS. al-
Mu’minun/ 23: 52).
2
___________
1 Dewan Penterjemah, al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, t.t), 507.
2. Dewan Penterjemah, al-Qur’an dan Terjemahnya, 532.
57
I. Penulisan Catatan Kaki dan Daftar Pustaka
Dalam menulis sebuah karya ilmiah seorang penulis diharuskan
untuk menuliskan sumber rujukan secara benar dalam bentuk catatan
kaki, catatan perut, atau catatan akhir, serta bibliography/ daftar
pustaka sesuai dengan standar akademis internasional.
Di sebagian besar perguruan Tinggi di Dunia ada empat model
referensi yang umum dikenal (disamping yang lainnya), yaitu Chicago
Style, APA Style, MLA Style dan Turabian Style. Dalam menulis
karya ilmiah apapun bentuknya di lingkungan Fakultas Ushuluddin,
mahasiswa diharapkan untuk memilih salah satu di antaranya. Dan
demi keseragaman, model kutipan resmi yang dipakai di Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi adalah model catatan kaki/footnote atau
catatan akhir/end note dan dalam penerapannya menggunakan metode
Turabian Style. Perlu dicatat bahwa mahasiswa harus konsisten
dengan model itu dari awal sampai akhir karya ilmiah tersebut.
Apabila dengan alasan tertentu yang sangat kuat sehingga mahasiswa
memilih salah satu cara lain selain dari ketiga model tersebut, maka
mahasiswa bersangkutan harus menjelaskan alasan itu kepada Pihak
Ketua/Sekretaris Prodi dan atau Pembantu Dekan I (Bidang
Akademik) sebelum mengajukan agenda sidang munaqasyah untuk
dibicarakan. Apabila alasan untuk itu dapat diterima yang dibuktikan
dengan Surat Pengecualian Penggunaan Model Referensi Lain yang
dikeluarkan oleh Pembantu Dekan I, maka ketentuan konsistensi akan
model referensi yang telah dipilih itu tetap diberlakukan sepenuhnya.
Dalam metode pengutipan model Turabian, penulisan awal
kutipan dilakukan menjorok ke dalam sejauh lima ketukan.
Sebaliknya dalam penulisan daftar pustaka/bibliografi, penulisan awal
Keadilan sosial ini sendiri dalam bentuknya yang universal sejak
awal telah diperintahkan dalam ajaran Islam, di antaranya QS. al-
Ma’idah/ 5 ayat 8: “…a’dilû huwa aqrabu littaqwâ wattaqû al-Lah…”
(…berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, dan
bertaqwalah kepada Allah…).
1
___________
1
Dewan Penterjemah, al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur‘an, t.t), 250. 58
setiap rujukan dilakukan normal, tapi pada baris selanjutnya dilakukan
menjorok ke dalam sejauh lima ketukan.
Contoh Penggunaan Model Turabian pada Catatan
Kaki/Catatan Akhir dan Daftar Pustaka37
Buku dengan Satu Orang Pengarang
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
1
Muhsin Ham, Pluralisme Agama: Studi Kritis atas
Pemikiran H.A. Mukti Ali (Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007), 15.
Daftar Pustaka:
Ham, Muhsin. Pluralisme Agama: Studi Kritis atas Pemikiran H.A.
Mukti Ali. Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007.
Buku dengan Dua Orang Pengarang
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
2
Bahrul Ulum dan Hermanto Harun, Mengagamakan Politik:
Esai-esai Kearifan Berpolitik (Jambi: Sulthan Thaha Press, 2008),
38.
3
Ruhi Saith dan Barbara Harriss-White, Gender Sensitivity of
Well being Indicators (Geneva: United Nations Research Institute
for Social Development, 1998), 199-200.
Dalam Daftar Pustaka, yang dibalik namanya hanya pengarang
pertama. Penentuan siapa pengarang pertama dan selanjutnya
tidaklah mengikuti abjad. Melainkan mengikuti urutan nama
pengarang yang tercantum pada buku sumber dimaksud:
Ulum, Bahrul dan Hermanto Harun. Mengagamakan Politik: Esai-
esai Kearifan Berpolitik. Jambi: Sulthan Thaha Press, 2008.
Saith, Ruhi dan Barbara Harriss-White. Gender Sensitivity of Well
being Indicators. Geneva: United Nations Research Institute
for Social Development, 1998.
Buku dengan Tiga Orang Pengarang atau lebih
Pada buku dengan tiga pengarang atau lebih, yang ditulis hanya
nama pengarang pertama, dan setelah nama itu menambahkan et al.
37
Penggunaan metode Turabian merujuk pada Tim Penyusun. Buku III: Pedoman
Penulisan (Bahasa Indonesia, Transliterasi dan Pembuatan Notes dalam Karya Ilmiah
(Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2011), 1-6. 59
(ditulis tanpa cetak miring dengan huruf kecil dan menambahkan
titik setelahnya).
38
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
3
Edgar A. Herrmann et al., The Politics of Sexuality:
Acceptance and Rejection in the United States (Chicago: University
of Chicago Press, 2003), 262-263.
Daftar Pustaka:
Herrmann, Edgar A et. al. The Politics of Sexuality: Acceptance
and Rejection in the United States. Chicago: University of
Chicago Press, 2003.
Buku yang Disusun oleh Sebuah Lembaga atau Organisasi
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
4
Tim Penyusun, Buku III: Pedoman Penulisan (Bahasa
Indonesia, Transliterasi dan Pembuatan Notes dalam Karya Ilmiah
(Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2011), 1-
6.
5
Dewan Penterjemah, al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta:
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur‘an, t.t), 550.
Daftar Pustaka:
Tim Penyusun. Buku III: Pedoman Penulisan (Bahasa Indonesia,
Transliterasi dan Pembuatan Notes dalam Karya Ilmiah.
Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah,
2011.
Dewan Penterjemah. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur‘an, t.t.
Buku yang Tidak Disebutkan Pengarang/Penyusunnya
Pada buku yang tidak disebutkan pengarang/penyusunnya
(sekalipun sebenarnya ada), model pengutipannya adalah
mencantumkan judul (dengan cetak miring) dan pada tahun
terbit menambahkan tanda kurung besar/square bracket/[...].
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
9
A Guide to Our Federal Lands (Washington: National
Geographic Society, [1984]), 96.
38
et al. Adalah akronim dari et alia yang berarti and others (dan lainnya).
Digunakan dalam berbagai tulisan formal untuk merujuk nama beberapa orang yang
menulis sebuah karya yang sama. 60
Daftar Pustaka:
A Guide to Our Federal Lands. Washington: National Geographic
Society, [1984].
Bab atau Bagian dari sebuah Buku Kompilasi
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
5. M. Quraish Shihab, ―Wawasan al-Qur‘an tentang
Kebebasan Beragama,‖ dalam Passing Over Melintasi Batas
Agama, Diedit oleh Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus
(Jakarta: Gramedia dan Paramadina, 1998), 187-190.
Daftar Pustaka:
Shihab, M. Quraish. ―Wawasan al-Qur‘an tentang Kebebasan
Beragama‖, dalam Passing Over Melintasi Batas Agama,
Diedit oleh Komaruddin Hidayat dan Ahmad Gaus. Jakarta:
Gramedia dan Paramadina, 1998.
Terjemahan dari Buku Asing
Pola serupa dengan di atas juga digunakan untuk menunjukkan
bahwa referensi tersebut adalah terjemahan, bukan ditulis dalam
bahasa aslinya.
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
10
‗Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Diterjemahkan
dari buku aslinya yang berjudul ―Ushul al-Fiqh‖ oleh Masdar
Helmy (Bandung: Gema Risalah Press, 1997), 281-294.
Daftar Pustaka:
Khallaf, ‗Abdul Wahhab. Ilmu Ushul Fiqh. Diterjemahkan dari
buku aslinya yang berjudul ―Ushul al-Fiqh‖ oleh Masdar
Helmy. Bandung: Gema Risalah Press, 1997.
Kata Pengantar atau Pendahuluan
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
18
Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif
al-Qur`an (Jakarta: Paramadina, 1994), xx-xxii.
Daftar Pustaka:
Umar, Nasaruddin. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al-
Qur`an. Jakarta: Paramadina, 1994.
61
Internet
Jika mengambil dari internet, sebuah rujukan haruslah
mencantumkan data mengenai siapakah yang menulis tentang itu,
judul tulisannya, di mana alamat selengkapnya serta tanggal data
tersebut diakses oleh pengutip. Persyaratan-persyaratan di atas
ditetapkan agar mahasiswa tidak mengutip melalui sumber-sumber
yang tidak jelas dan terpercaya, sedangkan sumber itu digunakan
untuk sebuah karya ilmiah.
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
11
Togap Simanjuntak, ―Pengertian Alat Peraga,‖ Internet,
diakses melalui alamat http://www.sarjanaku.com/2011/03/
pengertian-alat-peraga.html, diakses pada tanggal 13 Juli 2012.
Daftar Pustaka:
Simanjuntak,Togap. ―Pengertian Alat Peraga,‖ Internet, diakses
melalui alamat http://www.sarjanaku.com/2011/03/
pengertian-alat-peraga.html, diakses pada tanggal 13 Juli
2012.
Hasil Wawancara
Catatan kaki/Catatan Akhir:
15
Kepala Desa Panerokan, Wawancara dengan Penulis, 12
Agustus 2012, Kabupaten Batanghari, Rekaman Audio.
Daftar Pustaka:
Panerokan, Kepala Desa. Wawancara dengan Penulis, 12 Agustus
2012, Kabupaten Batanghari, Rekaman Audio.
Koran atau Majalah
Dalam mengutip, sumber dari koran dianggap hanya perlu
dicantumkan pada catatan kaki, dan biasanya tidak disebutkan
dalam daftar pustaka. Akan tetapi sumber dari majalah masih
dianggap relevan untuk dicantumkan baik dalam catatan
kaki/catatan akhir maupun dalam daftar pustaka.
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
6
Komaruddin Hidayat, ―Berinteraksi dengan al-Qur‘an,‖
Republika, 28 Juli 2012, 1.
7
Sutan Remy Sjahdeini, ―Kepailitan,‖ Gatra, No. 23 Tahun
IV, 25 April 1998, 60. 62
Daftar Pustaka:
Sjahdeini, Sutan Remy. ―Kepailitan.‖ Gatra, No. 23 Tahun IV, 25
April 1998, 60.
Jurnal
Catatan Kaki/Catatan Akhir:
9
Bambang Husni Nugroho, ―The Hadith About Woman‘s
Lacking Intellectuality and It Correlation Onto Testimony Law for
Women,‖ Jurnal Innovatio IX, No.2 (2010), 333-335.
Daftar Pustaka:
Nugroho, Bambang Husni. ―The Hadith About Woman‘s Lacking
Intellectuality and It Correlation Onto Testimony Law for
Women,‖ Jurnal Innovatio IX, No.2 (2010), 333-335.
Rujukan Selanjutnya (dalam format ringkas/pendek)
Bentuk pendek rujukan mencakup nama akhir dari pengarang
judul utama dari rujukan; judul dari rujukan bisa dipendekkan jika
lebih dari empat kata. Untuk bab yang selanjutnya boleh saja
disambung dari awal sampai akhir atau dimulai dari nomor 1 (satu)
kembali pada setiap babnya, tapi anda harus menjaga konsistensi
seperti penjelasan diatas.
Rujukan Pertama:
1
Gabriel Patel, Peace dan Power: The New India (Baltimore:
Johns Hopkins University Press, 2004), 24–25.
2
Karen M. Poague, ―Old Testament Adultery: The Kings of
Israel,‖ Inquiry 5, no. 2 (2002): 125-29.
Rujukan Selanjutnya:
3. Patel, Peace dan Power, 43.
4. Poague, ―Inquiry 5,‖ 138.
Ibid39
Ibid (ditulis dengan menambahkan titik sesudahnya) masih bisa
digunakan untuk merujuk kepada sumber yang baru saja anda
39
Ibid. Adalah akronim dari ibidem. Digunakan untuk merujuk pada kutipan
pada tempat yang sama dengan yang telah disebutkan sebelumnya. 63
sebutkan persis sebelumnya jika seluruh informasi rujukan persis
sama. Tapi anda HANYA bisa menggunakan Ibid saja, tidak yang
lainnya seperti Op.cit dan loc.cit.
5. Patel, Peace dan Power, 241.
6. Ibid., 258–59.
7. Ibid.
8. Pogue, ―Old Testament Adultery,‖ 138.
9. Ibid., 35–36. 64
Bagian Keenam
PROSES BIMBINGAN DAN PROSES AKHIR
PENYELESAIAN STUDI
A. Proses Bimbingan
Sebagaimana penjelasan pada bagian pertama bahwa dalam
penulisan skripsi terdapat dua pembimbing atau tiga pembimbing
dalam kasus skripsi yang ditulis dalam bahasa asing yang mungkin
saja membutuhkan tenaga ahli editor yang juga berfungsi sebagai
pembimbing III. Tugas pembimbing adalah untuk memastikan bahwa
mahasiswa yang dibimbing mengerti apa yang dilakukan serta
mengikuti ketentuan standar ilmiah yang berlaku dalam lingkungan
Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam
proses bimbingan skripsi ini terdapat beberapa hal yang penting untuk
diperhatikan.
1. Tahap-tahap Bimbingan
Pada tahap awal bimbingan, calon pembimbing (I ataupun II)
harus melakukan seminar proposal untuk menetapkan kelayakan
sebuah proposal penelitian. Tujuannya adalah untuk menetapkan
kelayakan sebuah judul penelitian, apakah dapat ditindaklanjuti,
memerlukan perbaikan, atau tidak layak ditindaklanjuti. Pada
proses ini pembimbing dan mahasiswa harus juga dapat
memastikan bahwa pertanyaan penelitian atau yang sering disebut
dengan masalah penelitian telah tepat dan sesuai dengan konteks
judul penelitian. Hal ini benar-benar harus diperhatikan dengan
teliti karena masalah penelitian menjadi acuan pokok dalam
kegiatan penelitian selanjutnya. Selain itu masalah penelitian
merupakan awal dari upaya dimulainya penelitian.
Setelah seminar proposal dilakukan maka peneliti dapat
melakukan berbagai perbaikan sesuai dengan anjuran calon
pembimbing hingga berbagai perangkat proposal dinilai telah tepat
dan dapat dijadikan kerang penelitian yang baik. Selanjutnya
penelitian dapat mengajukan pengesahan judul yang diproses
melalui bagian Akademik Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan
Thaha saifuddin Jambi. Pihak akademik selanjutnya akan
mengeluarkan surat pengesahan judul, berikut surat keputusan 65
pembimbing, dan sejak itu maka judul penelitian menjadi sah untuk
ditindaklanjuti di bawah bimbingan pembing yang telah ditetapkan.
Tahap selanjutnya adalah murni proses penelitian di bawah
bimbingan dan arahan para pembimbing, di mana intensitas tatap
muka antara pembimbing dan mahasiswa peneliti di serahkan
sepenuhnya pada kesepakatan antara pembimbing dan mahasiswa
peneliti. Namun proses bimbingan minimal harus terpenuhi untuk
memastikan bahwa mahasiswa mengikuti standar ilmiah yang
berlaku. Untuk itu harus dilampirkan Lembaran Catatan Bimbingan
Skripisi (CBS). (Contoh lembaran CBS dapat dilihat pada
lampiran. Lembaran ini akan disediakan oleh pihak akademik bagi
tiap mahasiswa bimbingan skripsi).
2. Batas Waktu Penyelesaian Skripsi/ Studi
Penyelesaian studi ditandai dengan selesainya ujian skripsi.
Karena itu batas studi ditentukan oleh masa penyelesaian skripsi.
Untuk lingkungan Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi batas waktu maksimal mahasiswa menyelesaikan
studi adalah 14 semester. Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal
sehingga terdapat hambatan dalam penyelesaian studi, maka
mahasiswa bersangkutan dapat mengisi formulir permohonan
perpanjangan masa kuliah atau masa bimbingan skripsi. Apabila
faktor yang paling signifikan adalah penyelesaian skripsi, maka
mahasiswa dapat menyediakan Surat Rekomendasi/ persetujuan
Pembimbing untuk perpanjangan tersebut.
3. Bimbingan Bermasalah
Apabila oleh karena dan lain hal sehingga proses bimbingan
tidak terjadi seperti yang seharusnya, maka dosen atau mahasiswa
bersangkutan harus melaporkan sesegera mungkin kepada
Pembantu Dekan I atau Dekan Fakultas Ushuluddin untuk dicari
jalan keluar yang terbaik.
B. Proses Akhir Penyelesaian Studi
Pada proses akhir penyelesaikan studi pada Fakultas Ushuluddin
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, mahasiswa dihadapkan pada
beberapa proses penyelesaian studi.
1. Ujian Munaqasyah
Proses ujian skripsi/ munaqasyah diawali dengan penyerahan
skripsi yang telah ditandatangani atau disetujui oleh seluruh 66
pembimbing kepada Bagian Akademik sebanyak 8 eksemplar.
Biasanya Bagian Akademik akan memberitahukan perkiraan kapan
ujian akan dilaksanakan, yang biasanya maksimal 7 hari dari hari
pengagendaan skripsi.
2. Tim Penguji
Dalam sebuah ujian munaqasyah terdapat tim penguji yang
terdiri dari Ketua Sidang, Penguji I, Penguji II, Penguji
Pembimbing I dan Penguji Pembimbing II serta Sekretaris Sidang
(notulen). Pembimbing dalam hal ini disamping berperan sebagai
pendamping dan pembimbing juga dapat berfungsi sebagai penguji
jika yang bersangkutan merasa perlu untuk itu.
3. Penilaian
Adapun yang menjadi aspek/ komponen yang diujikan dalam
ujian munaqasayah adalah:
a. Metode penelitian
b. Isi penelitian
c. Kemampuan mempertahankan skripsi
Penilaian diberikan oleh Kedua Sidang dan dua orang
Penguji, sedangkan Pembimbing tidak memiliki hak untuk
memberikan penilaian. Standar penilaian ditentukan dengan
kualifikasi:
a. Istimewa, apabila skripsi tersebut memenuhi persyaratan
maksimal dari segala aspek yang diujikan serta tidak memiliki
atau membuat kesalahan fatal. Meskipun masih dimungkinkan
untuk ditemukan kesalahan minor dalam jumlah yang tidak
melampaui batas.
b. Amat Baik, apabila skripsi tersebut memenuhi persyaratan
maksimal dari segala aspek yang diujikan, namun memiliki
beberapa kesalahan yang dapat mengurangi poin dari penilaian
secara signifikan.
c. Baik, apabila skripsi tersebut dinilai memenuhi batas standar
persyaratan dari 2 dari 3 aspek yang diujikan dan memiliki
beberapa kesalahan yang dapat mengurangi poin dari penilaian
secara signifikan.
d. Gagal, apabila skripsi tersebut tidak mampu memenuhi batas
standar dari segala aspek yang diujikan, atau telah membuat
kesalahan fatal yang menyebabkan rusaknya penilaian skripsi. 67
4. Perbaikan
Setelah nilai ditetapkan, mahasiswa diberikan waktu
sebanyak 3 bulan untuk melakukan perbaikan, dengan mengikuti
arahan, sumbang saran, dan kritik dari Ketua Sidang, Penguji I, dan
juga Penguji II. Arahan-arahan tersebut biasanya dapat diambil dari
catatan Sekretaris Sidang yang bertugas mencatat seluruh arahan
dan saran yang terdapat dalam proses ujian munaqasayah.
Perbaikan tersebut selesai dengan bukti lembar pengesahan yang
telah ditandatangani oleh seluruh tim penguji.
Yang perlu diingat adalah apabila skripsi tersebut tidak
selesai diperbaiki dalam waktu 3 bulan setelah diuji, maka
mahasiswa yang bersangkutan harus mengerjakan skripsi baru
dengan judul dan topik berbeda serta mengulang seluruh proses
skripsi mulai dari awal.
5. Penyerahan Skripsi setelah Perbaikan
Setelah mahasiswa menyelesaikan perbaikan skripsi terdapat
beberapa hal yang harus dilakukan yaitu:
a. Meminta tandatangan Ketua Sidang, Penguji I, Penguji II,
Pembimbing I, Pembimbing II, yang selanjutnya disahkan oleh
tandatangan Dekan dan stempel resmi Fakultas Ushuluddin.
b. Skripsi dapat dijilid sebanyak 8 eksemplar dengan warna sampul
biru langit.
c. Skripsi yang telah terjilid dapat diserahkan kepada Ketua
Sidang, Penguji I, Penguji II, Pembimbing I, Pembimbing II,
dan Dekan Fakultas Usuhuluddin yang dibuktikan dengan
Daftar Bukti Penyerahan Skripsi (DBPS).
d. DBPS dapat diserahkan kepada pihak akademik, beserta
beberapa syarat yang menjadi ketentuan dalam pengambilan
ijazah atau pendaftaran wisuda.
6. Pengambilan Ijazah
Pada umumnya penyelesaian ijazah memakan waktu, karena
ada sejumlah proses yang harus dilalui sebelum ijazah dicetak dan
ditandatangani. Pihak akademik fakultas akan memberitahu
perkiraan tanggal pengambilan ijazah pada waktu pendaftaran
acara wisuda. pengambilan ijazah hanya bisa dilayani apabila
segala persyaratan akademis dan umum pada Fakultas Ushuluddin
telah dipenuhi berikut segala bukti fisiknya.
68
7. Pengisian Lembaran Exit Survey/Evaluasi
Setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh
persyaratan memperoleh gelar S.1 di bidangnya masing-masing
diwajibkan untuk mengisi lembaran exit survey/ Evaluasi dalam
rangka memperbaiki kualitas layanan kelembagaan terhadap
mahasiswa, hak dan kewajiban mahasiswa, serta kualitas calon
alumni Fakultas Ushuluddin. Lembaran ini diisi sebelum
pengambilan ijazah dan diserahkan kepada Bagian Akademik pada
saat pengambilan ijazah. Ijazah belum dapat diserahkan apabila
lembaran evaluasi/ exit survey ini belum dilengkapi dan diserahkan.
Lembaran ini akan disediakan oleh Bagian Akademik untuk tiap
mahasiswa.
8. Kenang-kenangan
Setiap mahasiswa yang akan meninggalkan kampusnya dan
memulai karir di tengah masyarakat tentu ingin namanya dikenal
dan diingat oleh adik-adiknya yang masih berusaha menyelesaikan
studi. Untuk itu, Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha
saifuddin Jambi memberi kesempatan kepada calon alumni untuk
menghadirkan satu buah buku atau lebih kepada Perpustakaan
Fakultas. Pada halaman depan buku tersebut akan dicantumkan
bahwa buku tersebut merupakan hadiah dari (nama alumni) yang
tamat tanggal,…, dari Program Studi…, Fakultas Ushuluddin IAIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Skripsi Penghargaan Dekan Fakultas
Dalam upaya meningkatkan semangat dan objektivitas karya
ilmiah mahasiswa, maka sejak diberlakukan buku pedoman ini,
Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
mengupayakan untuk memberikan penghargaan kepada mahasiswa
yang skripsinya memenuhi standar maksimal yang ada di
lingkungan Fakultas Ushuluddin yang di sebut dengan Dean’s
Honor List Paper (DHLP), yaitu daftar skripsi yang akan diajukan
kepada Dekan Fakultas Ushuluddin melalui pihak akademis untuk
dipertimbangkan sebagai penerima Skripsi Terbaik Penghargaan
Dekan untuk tiap tahunnya. Kepada mahasiswa yang memperoleh
nilai skripsi tertinggi berhak memperoleh penghargaan dalam
bentuk uang yang jumlahnya akan disesuaikan dengan kondisi
budgeting Fakultas Ushuluddin tiap tahunnya.
Setiap skripsi yang masuk dalam daftar, apabila lebih dari
satu orang akan diajukan kepada Tim Penyeleksi Skripsi Terbaik 69
(TPST) yang dibentuk oleh Dekan Fakultas Ushuluddin untuk
menentukan kualitas tertinggi dan selanjutnya dinyatakan sebagai
Skripsi Terbaik pada wisuda tersebut. Penghargaan tersebut akan
diberikan pada setiap acara perpisahan dengan para alumni setiap
akhir tahun akademik dan daftar nama pemenang Skripsi Terbaik
akan dipajang di ruang.
10.FAQs (Frequently Asked Questions)
Berikut ini adalah pertanyaan yang sering diajukan
mahasiswa selama menjadi mahasiswa pada Fakultas Ushuluddin
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, berkaitan dengan penulisan
karya ilmiah dan masalah penyelesaian studi terkait. Pimpinan dan
staf pada Fakultas Ushuluddin selalu berupaya untuk menyediakan
jawaban terhadap setiap pertanyaan yang diajukan mahasiswa
sebagaimana di bawah ini. Apabila masih ada pertanyaan yang
menurut yang belum yterjawab dipersilahkan untuk
menyampaikannya kepada Bagian Akademik Fakultas Ushuluddin.
a. Siapakah yang menentukan calon pembimbing atau penguji?
b. Apakah boleh mahasiswa mengusulkan calon pembimbing atau
penguji?
c. Dalam kasus pembimbing berhalangan melanjutkan bimbingan
karena satu dan lain hal, apa langkah yang harus diambil
mahasiswa?
d. Langkah apa yang harus mahasiswa ambil ketika ingin menulis
skripsi dalam bahasa Arab atau Inggris?
e. Apakah mahasiswa yang tidak berbahasa Ibu Bahasa Indonesia
tetap harus menulis skripsi dalam Bahasa Indonesia? Jika ya
apakah ada ketentuan untuk mempermudah penulisan skripsi?
f. Langkah apa yang harus mahasiswa tempuh untuk
memperlancar proses bimbingan?
g. Langkah apa yang harus mahasiswa ambil untuk mengatasi
kelangkaan literatur dalam penulisan skripsi?
70
Lampiran 1: Contoh Sampul dan Lembar Judul
PERBANDINGAN ALIRAN MU’TAZILAH
DAN AL-ASY’ARIAH: SEBUAH STUDI
MENGENAI SIFAT-SIFAT TUHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S.1) dalam Ilmu (Jurusan)
Fakultas Ushuluddin
Oleh
ATANG WAHYUDI
NIM: UA 040 698
JURUSAN (NAMA JURUSAN)
MAHASISWA FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2008 71
Lampiran 2: Contoh Nota Dinas
Jambi, Juni 2008
PEMBIMBING I : Drs. H. Kadir S., Ph.D Kepada Yth.
PEMBIMBING II : M. Arifullah, M.Fil.I Dekan Fak. Ushuluddin
Alamat : Sungai Duren IAIN STS Jambi
Jl. Jambi-Ma. Bulian Di-
Jambi
N O T A D I N A S
Assalâmu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami
berpendapat bahwa Tesis saudara …. NIM: …. yang berjudul: "…‖ telah dapat
diajukan untuk dimunaqasyahkan guna memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S-1) pada Fakultas Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. Maka dengan ini kami ajukan tesis tersebut agar dapat diterima dengan baik.
Demikianlah dan kami ucapkan terima kasih, semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wassalâmu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. KADIR S., Ph.D M. ARIFULLAH, M.Fil.I
NIP. 150 201 834 NIP. 150 368 831 72
DEPARTEMEN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS USHULUDDIN
Sungai Duren Jalan Raya Jambi-Ma. Bulian. Telp. (0741) 582020
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dimunaqasyahkan oleh Sidang Fakultas
Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada hari Kamis
tanggal:19 Juni 2008 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat
yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
dalam Ilmu ……
Jambi, Juni 2009
Dekan Fakultas Ushuluddin
Drs. Muhsin Ham, M.Fil.I
NIP. 150 221 733
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekertaris Sidang
Nama Nama
NIP. NIP.
Penguji 1 Penguji 2
Nama Nama
NIP. NIP.
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Nama Nama
NIP. NIP.
Lampiran 3: Contoh Pengesahan 73
Lampiran 4: Contoh Abstrak
ABSTRAK
Nama/NIM : (Nama/ Nim)
Judul : (Judul Skripsi)
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas yang mempri-hatinkan
dan memerlukan perhatian, yaitu munculnya perbedaan penafsiran di
antara umat Islam tentang berbagai persoalan dalam Islam….
Latar persoalan tersebut memicu penulis untuk mengemu-kakan
kembali universalisme Islam dan relevansinya dalam pembentukan
kosmopolitanisme budaya Islam di Indonesia, yang diharapkan dapat
memupus beberapa preseden buruk kehidupan beragama, berbangsa, dan
beragama di Indonesia…. Dalam upaya tersebut satu pertanyaan dasar
yang penulis ingin jawab adalah …?
Hasilnya penulis menemukan bahwa kosmopolitanisme budaya
Islam, termasuk budaya Islam di Indonesia. Di mana Budaya
kosmopolitanisme Islam yang dibangun berdasarkan universalisme
Islam menjadikan budaya Islam senantiasa sesuai dengan segala zaman
dan tempat (al-Islam shâlih 1i kulli zamân wa makân). Hal ini ditandai
dengan hilangnya batasan etnis, ras, agama, dihargainya
pluralitas/keragaman budaya, politik, serta pemikiran keagamaan.
Akhirnya penulis merekomendasikan kepada umat Islam untuk
dapat melihat sosok dan pemikiran… berdasarkan kajian yang objektif
Umat Islam jugs diharap dapat menyelami makna kosmopolitanisme
Islam yang menghargai segenap kemanusiaan yang melekat pada diri
manusia, dan diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai universalisme
Islam secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
beragama, dalam wujud kosmopolita-nisme budaya Islam yang sifatnya
terbuka di Indonesia. 74
Lampiran 5: Contoh Daftar Isi Penelitian Pustaka:
Filsafat Sejarah dalam Pemikiran Ibnu Khaldun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………….... i
NOTA DINAS …………………………………………….. ii
PENGESAHAN ……………………………………………. iii
MOTTO ……….…………………………………………… iv
PERSEMBAHAN ………………………………………… v
ABSTRAK ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................... vii
DAFTAR ISI …………………………………………….. ix
PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………… 1
B. Masalah ……………………………………. 6
C. Batasan Masalah (Jika dibutuhkan)……….… 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………… 7
E. Tinjauan Pustaka ……………………………. 8
F. Metode Penelitian …………………………… 12
G. Sistematika Penulisan ……………………….. 14
BAB II BIOGRAFI IBU KHALDUN
A. Latar Sosial Kehidupan Ibnu Kahldun …….. 15
B. Riwayat Hidup Ibnu Khaldun ……………….. 17
C. Pokok Pemikiran Ibnu Khaldun ……………. 20
D. Karya-karya Ibnu Khaldun …………………. 25
BAB III MEMAHAMI FILSAFAT SEJARAH
A. Pengertian dan Bentuk-bentuk Filsafat …….. 27
B. Pengertian dan Tujuan Sejarah ……………… 30
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Filsafat
Sejarah sebagai Disiplin Ilmu ………………. 36
BAB IV LATAR BELAKANG, BENTUK, DAN KONTRIBUSI
FILSAFAT SEJARAH IBNU KHALDUN
A. Latar Belakang Filsafat Sejarah
Ibnu Khaldun ……………………………….. 40
B. Bentuk dan Karakter Filsafat Sejarah
Ibnu Khaldun ……………………………….. 47 75
C. Kontribusi Filsafat Sejarah Ibnu Khaldun
terhadap Pemikiran Sejarah Kontemporer ….. 55
D. Refleksi: Ibnu Khaldun Bapak Filsafat
Sejarah? ……………………………………… 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………… 60
B. Rekomendasi ……………………………….. 61
C. Kata Penutup ……………………………….. 62
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
76
Lampiran 6: Contoh Daftar Isi Penelitian Kualitatif :
Peranan Da’i dalam Pembinaan Toleransi antar Umat
Beragama pada Kota Jambi.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………….. i
NOTA DINAS ……………………………………………… ii
PENGESAHAN ……………………………………………. iii
MOTTO …………………………………………………… iv
ABSTRAK ………………………………………………… v
PERSEMBAHAN …………………………………………. vi
KATA PENGANTAR ………………………………………. vii
DAFTAR ISI ……………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL ………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………….. 1
B. Masalah ………………………………………. 6
C. Batasan Masalah (Jika dibutuhkan) …………. 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………….. 7
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Da‘i ……………………………… 8
B. Pengertian dan Ruang Lingkup Pembinaan
Toleransi antar Umat Beragama …………….. 9
C. Konsep Peranan Da‘I dalam Pembinaan
Toleransi antar Umat Beragama ……………… 12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ……………………….. 15
B. Jenis dan Sumber Data ……………………….. 15
C. Setting dan Subjek Penelitian ………………… 16
D. Metode Pengumpulan Data ………………….. 17
E. Analisis Data ………………………………….. 17
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ……………….. 18
G. Studi Relevan ………………………………… 20
77
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
A. Temuan Umum Penelitian …………………… 22
1. Profil Da‘i di Kota Jambi …………………. 22
2. Struktur Pengurus dan Keorganisasian
Da‘i di Kota Jambi ……………………….. 24
3. Tujuan Kegiatan Da‘i di Kota Jambi ……… 25
B. Temuan Khusus Penelitian …………………… 27
1. Bentuk-bentuk Program Da‘i dalam
Pembinaan Toleransi antar Umat Beragama
di Kota Jambi ……………………………… 27
2. Implementasi Program Da‘i dalam
Pembinaan Toleransi antar Umat Beragama
di Kota Jambi ………………………………. 30
3. Hasil Implementasi Program Da‘i dalam Pembinaan
Toleransi antar Umat Beragama
di Kota Jambi ……………………………… 35
4. Problem-problem yang dihadapi ………….. 40
C. Pembahasan Temuan Penelitian ……………. 42
1. Tingkat Aplikabilitas Program Da‘i dalam Pembinaan
Toleransi antar Umat Beragama
di Kota Jambi ……………………………… 42
2. Efektivitas Implementasi Program Da‘i
dalam Pembinaan Toleransi antar Umat Beragama di
Kota Jambi ………………….. 45
3. Wujud Nyata Program Da‘i dalam Pembinaan Toleransi
dalam kehidupan antar Umat
Beragama di Kota Jambi …………………. 50
4. Alternatif Solusi Problem-problem ……….. 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………….. 59
B. Implikasi Penelitian ………………………….. 60
C. Rekomendasi ………………………………… 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
78
Lampiran 7: Contoh Daftar Tabel, Diagram, dan Ilustrasi
DAFTAR TEBEL, DIAGRAM DAN ILUSTRASI
Tabel 1 : Nama-nama Da‘i …………………………….. 30
Tabel 2 : Pengurus LDI ………………………………….. 33
Tabel 3 : Sarana dan Prasarana LDI ……………………. 34
Tabel 4 : Daftar Sarana Dakwah ………………………… 40
Ilustrasi 1 : Wilayah Penyebaran Dakwah ………………… 51
Ilustrasi 2 : Pola Penyampaian Dakwah …………………… 53
79
Lampiran 8: Contoh Transliterasi
TRANSLITERASI
a kh sy gh n
b d sh f w
t dz dh q h
ts r th k ’
j z zh l y
h s ’ m
â = a panjang
î = u panjang
û = u panjang
au =
ay =
80
Lampiran 9: Contoh Daftar Bukti Terima Skripsi (DBTS)
DAFTAR BUKTI TERIMA SKRIPSI
Skripsi dengan judul ―……….‖ sudah diterima dengan baik oleh:
No.
PENERIMA BUKTI TERIMA KET
NAMA STATUS
TANDA
TANGAN
TGL
1 Ket. Sidang
2 Sek. Sidang
3 Penguji I
4 Penguji II
5 Pembimbing I
6 Pembimbing II
7 Perpustakaan Fak.
8 Perpusatakaan IAIN
Catatan:
Lembar Bukti Terima Skripsi ini dibuat dua rangkap, lembar pertama
diserahkan kepada Bagian Umum/ Akademis ketika pengambilan
ijazah dan hak lainnya. Sedangkan lembar kedua menjadi arsip/
pegangan mahasiswa jika sewaktu-waktu diperlukan. 81
Lampiran 10: Contoh Surat Pernyataan Orisinalitas Skripsi
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ...........................................
Nim : ...........................................
Tempat/Tanggal Lahir : ...........................................
Konsentrasi : ...........................................
Alamat Tetap : ...........................................
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan
berjudul ‖.............” adalah merupakan karya yang saya tulis sendiri,
kecuali semua kutipan dan semua sumber yang telah disebutkan dalam
karya ini.
Apabila dikemudian hari terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam
penulisan tesis ini, maka sepenuhnya merupakan tanggung jawab saya
sendiri sebagai seorang peneliti.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jambi, Juni 2009
Penulis,
Nama
NIM.
Materai
Rp. 6000 82
Lampiran 11: Contoh Exit Survey Alumni Fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jambi
EXIT SURVEY ALUMNI (TAHUN) FAKULTAS USHULUDDIN
IAIN STS JAMBI
Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi mengucapkan selamat atas
selesainya ujian skripsi dan wisuda anda. Kami selalu mendo‘akan
semoga anda sukses dalam meniti setiap karir yang anda pilih untuk masa
depan anda.
Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi mengadakan survey alumni ini
dalam rangka mencari tahu pandangan anda yang akan segera menjadi
alumni Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi tentang kualitas layanan
yang telah anda terima selama masa kuliah serta harapan-harapan
perbaikan ke depan anda demi kemajuan Fakultas Ushuluddin IAIN STS
Jambi.
Fokus perhatian kami adalah perbaikan layanan ke depan secara
kelembagaan, bukan pada diri anda. Informasi tentang diri anda hanya
diperlukan untuk kepentingan administrasi.
Serahkan lembaran Exit Survey yang telah anda isi nanti pada saat anda
menyerahkan skripsi yang sudah diperbaiki sesuai dengan hasil ujian
anda.
A.Data Pribadi
1.Nama
2.Jenis Kelamin Laki-laki, Perempuan *)
3.Jurusan
4.Alamat/ Desa Asal
5.No. Hp/Telp yang dapat dihubungi
setelah ini di Jambi
6. No. Hp/Telp yang dapat dihubungi
setelah ini di kampung asal
7.Alamat email
B.Data Perkuliahan
1.Apa jurusan yang sudah anda selesaikan?
2.Sejak kapan anda mulai kuliah pada
Fakultas Ushuluddin?
Tanggal…Bulan…Thn…
3.Kapan anda melaksanakan ujian skripsi? 83
C.Data Skripsi
1.Berapa kali anda melakukan tatapmuka
untuk konsultasi dengan Pembimbing Skripsi
anda sejak bimbingan di mulai?
2.Apakah menurut anda jumlah tatapmuka
tersebut cukup memadai?
3.Apakah anda pernah menerima review/
bimbingan kolektif terhadap skripsi anda
selama masa bimbingan anda?
4.Apakah anda pernah berdiskusi dengan
teman kuliah anda tentang masalah skripsi
anda?
5.Terjadi perkembangan dan peningkatan
kemampuan saya dalam meneliti selama masa
penyelesaian skripsi saya:
Sangat Setuju,
Setuju,
Abstein,
Tidak Setuju,
Sangat Tidak Setuju *)
6.Layanan teknis yang diberikan oleh
pembimbing skripsi adalah:
Sangat Baik,
Baik,
Cukup,
Kurang,
Sangat kurang *)
7.Terjadi peningkatan kualitas pengalaman
penelitian saya setelah menyelesaikan skripsi:
Sangat Setuju,
Setuju,
Abstein,
Tidak Setuju,
Sangat Tidak Setuju *)
D.Data Prediksi Karir
1.Setelah anda tamat di mana anda akan
menetap sementara?
2.Apakah anda telah mendapat gambaran di
mana akan mengabdi (sebut lokasi, instansi,
dan juga pekerjaan) setelah menjadi alumni?
Kota/Kab/Desa…
Instansi…
Jenis Pekerjaan…
3.Apakah anda yakin dengan kemampuan
yang anda miliki kini anda dapat bersaing
dalam dunia kerja?
Sangat Yakin,
yakin,
Cukup Yakin,
Kurang Yakin,
Sangat Yakin *)
4.(Jika anda sudah bekerja), apakah anda
bekerja pada bidang swasta atau PNS?
E.Data Umum
1.Apakah anda menyadari bahwa dalam buku
Pedoman Fakultas Ushuluddin dan buku
Panduan Penulisan Skripsi serta buku
pedoman lainnya memiliki kontribusi bagi
Ya, Tidak*)
Alasannya: 84
penyelesaian skripsi anda?
2.Menurut anda iklim intelektual akademis di
lingkungan Fakultas Ushuluddin IAIN STS
Jambi adalah … bagi proses pembelajaran.
Sangat kondusif,
Kondusif,
Cukup Kondusif,
Kurang Kondusif,
Sangat Kurang Kondusif*)
3.Menurut anda kualitas dari bimbingan yang
diberikan pembimbing skripsi anda adalah …
dalam membantu penyelesaian skripsi anda.
Sangat Baik,
Baik,
Cukup,
Kurang,
Sangat kurang *)
4.Menurut anda apa yang paling anda senangi
dan sulit dilupakan dari proses perkuliahan
selama menempuh pendidikan pada Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi?
Alasannya:
5.Menurut anda layanan apa yang paling
memuaskan selama menempuh pendidikan
pada Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi?
Alasannya:
6.Menurut anda layanan apa yang paling tidak
memuaskan selama menempuh pendidikan
pada Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi?
Alasannya:
7.Menurut anda apa layanan yang paling
mendesak untuk diperbaiki pada Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi dalam kaitannya
dengan kepentingan anda sebagai mahasiswa?
Alasannya:
E. Data Lainnya
Silahkan isi kolom ini jika anda memiliki
komentar, sumbang saran yang kontributif
bagi peningkatan layanan kemahasiswaan
pada Fakultas Ushuluddin IAIN STS Jambi
Lembaran ini diisi untuk hal-hal lain yang ingin anda Sampaikan jika ruang di atas
tidak mencukupi
85
Jambi,
Diisi oleh:
( _____________________________ )
Catatan:
*) Pilih jawaban anda dan coret jawaban yang tidak diperlukan 86
Lampiran 12: Contoh Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
“Judul dalam Hurup Kapital dan Dicetak Tebal”
No. Jenis Data *) Metode **) Sumber Data ***)
1.
2.
3.
4.
Sejarah …
Visi dan misi …
Keadaan tenaga …
Pandangan tentang
..
Wawancara
Dokumentasi
Wawancara
Dokumentasi
Wawancara
Dokumentasi
Onservasi
Wawancara
Kepala …
Dokumen sejarah
Tenaga …
Dokumen visi dan misi
Kepala…
Dokumen …
Situasi …
Kepala …
Tenaga …
Keterangan:
*) Diisi sesuai dengan jenis data yang ingin dikumpulkan
***) Diisi dengan metode yang digunakan dalam pengumpulan data,
misalnya Observasi, Wawancara, atau Dokumentasi
***) Diisi sesuai dengan sumber data yang diobservasi, diwawancara,
ataupun dokumentasi. Sumber data ini meliputi orang, suasana,
ataupun dokumen. 87
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
“Judul dalam Hurup Kapital dan dicetak Tebal”
A. Panduan Observasi
No. Jenis Data *) Objek Observasi **)
1.
Keadaan tenaga …
Situasi kedisiplinan … tenaga …
Keterangan:
*) Diisi jenis data yang akan diobservasi
**) Diisi dengan objek yang akan diobservasi 88
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
“Judul dalam Hurup Kapital dan dicetak Tebal”
B. Panduan Dokumentasi
No. Jenis Data *) Data Dokumentasi **)
1.
2.
3.
Sejarah ….
Visi dan Misi …
Jumlah Tenaga …
Data dokumentasi tentang sejarah ….
Data dokumentasi tentang visi dan misi …
Data dokumentasi tentang keadaan tenaga
…
Keterangan:
*) Diisi jenis data yang akan didapat melalui dokumen
**) Diisi dengan jenis data dokumentasi 89
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
“Judul dalam Hurup Kapital dan dicetak Tebal”
C. Butir-butir Wawancara
No. Jenis Data *) Sumber Data dan Substansi Wawancara
**)
1.
2.
3.
4.
Sejarah …
Visi dan Misi …
Keadaan tenaga …
Pandangan tentang …
Kepala …
-Bagaimana sejarah pendirian…
-Siapa pendiri …
-Apa yang melatarbelakangi pendirian …
Tenaga …
-Apa saja yang menjadi visi dan misi …
-Apa maksud visi dan misi tersebut …
-Bagaimana proses penyusunan visi dan
misis …
-Apakah visi dan misi tersebut
berpengaruh terhadap …
Kepala…
-Berapa jumlah tenaga…
-Bagaimana kedisiplinan tenaga ..
-Bagaimana latar belakang kependidikan
tenaga …
Kepala …
-Bagaimana pandangan anda tentang …
-Apakah anda setuju dengan …
-Apa alasan anda mengatakan …
Tenaga …
-Bagaimana pandangan anda tentang …
-Apakah anda setuju dengan …
-Apa alasan anda mengatakan …
Keterangan:
*) Diisi jenis data yang akan diperoleh melalui wawancara
**) Diisi dengan sumber data yang akan diwawancara dan juga isi dari
pertanyaan wawancara yang akan dilontarkan. 90
DAFTAR PUSTAKA
A. Karya Ilmiah
Badudu, JS., & Sutan Mohammad Zain, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996
Drewry, John, Writing Book Reviews, Boston: The Writer, 1974
Effendy, Bahtiar, Masyarakat Agama dan Pluralisme Keagamaan,
Yogyakarta: Galang Press, 2001
Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi Penelitian dan teknik Penyusunan
Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Ghazali, Adeng Muchtar, Ilmu Studi Agama, Jakarta Barat: Pustaka
Setia, 2005
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta:
paradigma, 2005
Kartono, K., Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar
Maju, 1990
Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2000
Patton, Michael Quinn, Qualitative Data Analysis: A Source of New
Methods, Beverly Hills: Sage Publications, 1986
Suprayogo, Imam dan Tabroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001
Surakhmad, Winarno, Paper, Skripsi, Thesis, Disertasi: Cara
Merencanakan Cara Menulis Cara Menilai, Bandung: Tarsito,
1974
Tanja, Victor I., Pluralisme Agama dan Problema Sosial: diskursus
teologi tentang isu-isu kontemporer, Jakarta: Pustaka Cisendo,
1998
Teilelbaum, Harry, How to Write Book Reports 3rd
ed., New York:
MacMillan, 1998
Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah, (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi), Jakarta: CeQDA, 2007
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: balai Pustaka, 1990
Tim YPPA, al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI, 1971
Walford, A.J., ed., Reviews and Reviewing: A Guide, Phoenix, AZ.:
Oryx Press, 1986
Webster’s New Collegiate Dictionary, Springfield, Manhattan:
Merriam, 1981 91
No comments:
Post a Comment