Peluang Hujan Kecil, Sumsel Terancam Terus Diselimuti Kabut




Palembang - Cuaca di Sumatera Selatan (Sumsel) yang buruk akibat kabut asap hasil pembakaran lahan liar diprediksi masih akan menyelimuti dalam beberapa hari ke depan. Peluang akan turunnya hujan pada pertengahan Oktober ini pun semakin tipis, sehingga potensi titik api penyumbang kabut asap bisa meningkat.

Seperti disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar Dinoto, peluang hujan di Sumsel masih sangat tipis karena kadar air di awan masih minim.

"Dari hasil satelit teramodis, peluang akan terjadinya hujan di Sumsel masih kecil. Perkiraan ini dilihat hingga tanggal 17 Oktober mendatang," kata Yulizar kepada Liputan6.com di Palembang, Senin (14/10/2014).

Hingga saat ini, titik api (hotspot) yang terpantau di satelit pagi ini sudah mencapai 326 titik. Kondisi hotspot penyumbang kabut asap terbanyak masih di Kabupaten Ogan Koring Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI) Sumsel.

Untuk menekan jumlah titik api, pihaknya terus melakukan berbagai cara, baik melalui water bombing dan pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Dimana TMC sudah dilakukan 13 kali sortir sebanyak 52 ton penyemaian garam.

Pihaknya pun terus melakukan himbauan kepada masyarakat, terutama areal perkebunan agar menghindari pembukaan lahan dengan pembakaran lahan. Sebelumnya, pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel memperkirakan bahwa hanya dengan hujan, kabut asap bisa teratasi.

"Hanya hujan lebat dan deras yang bisa meredakan tingginya kabut asap di Sumsel. Kita lihat dari pengalaman sebelumnya. Kalau BPBD Sumsel itu memang sudah mengupayakan, namun memang beberapa faktor alam yang tidak memungkinkan, seperti arah angin, kandungan air di awan," ujar Indra Purna, Kepala BMKG Sumsel.

Perkiraannya akan terjadi hujan di pertengahan Oktober ini juga rupanya terbantahkan. Beberapa hari ini, kabut asap kian tebal, bahkan transportasi laut dan udara mengalami gangguan perjalanan.

Sekolah Terancam Libur

Kian pekatnya kabut asap di seluruh wilayah provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tidak hanya mengganggu jalur transportasi, tapi juga aktivitas belajar mengajar di sekolah. Bahkan, aktivitas belajar mengajar ini berpotensi diliburkan setelah Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumsel pun melayangkan surat ke Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel.

Menurut Kepala BLH Sumsel Lukitariati, kualitas udara di daerah hari ini memasuki kategori sangat berbahaya, karena Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) telah di atas 800.

"Kualitas udara di wilayah Sumsel semakin buruk, kini ISPU sudah di atas 800. Artinya, kita sudah "warning" karena udara sudah sangat berbahaya. Kemarin kita sudah melayangkan surat kepada Pemprov Sumsel agar meliburkan seluruh sekolah terhitung besok. Dan tadi kita sudah menggelar rapat agar sesegera mungkin sekolah diliburkan," ucapnya kepada Liputan6.com di Palembang.

Sementara itu, Kepala Disdik Sumsel Widodo menyatakan pihaknya sudah melayangkan surat edaran ke Disdik kabupaten/kota agar bisa menindak lanjuti efek kabut asap.

"Tadi sudah kita edarkan surat pemberitahuan terhadap bahayanya kabut asap. Namun kabut asap berbeda-beda di setiap daerah. Sekarang tergantung keputusan Disdik masing-masing, apakah masih tetap melakukan proses belajar mengajar (pbm) di sekolah atau di rumah," ujar Widodo.

Widodo menegaskan bila nanti kegiatan belajar mengajar diliburkan akibat kabut asap, para siswa akan diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Sehingga para pelajar diharap tetap belajar.

No comments:

Post a Comment